Ia tak bisa lupa, saat mengajarkan teknik menukang pada warga yang tak biasa bekerja bangunan. Memahat kayu sampai merancang struktur rumah, jadi pengalaman baru dan berharga bagi warga kampung OeUe. “Sudah banyak yang bisa jadi tukang.
Mereka belajar cepat dan tukang akan segera jadi pekerjaan sampingan selain bertaniâ€, terang Mujito yang sudah empat bulan di lokasi program. “Tak bisa melukiskan kebahagiaan mereka, pada hari pertama tinggal di rumah baruâ€, kata lelaki asal Trenggalek itu berkaca-kaca.
Baru 50 unit rumah yang dibangun. Jika Allah SWT mengirim para dermawan, semoga bertambah hingga ratusan rumah.
Mereka berhak mendapatkannya, setelah berpuluh tahun hidup menjadi minoritas, mempertahankan aqidah, dan bersabar dalam iklim yang keras. “Sujud syukur saya ustad.
Rumah ini anugerah dari Allah, rasanya seperti bermimpi ustadâ€, curhat Arifin Nobisa yang selalu memandangi rumah barunya dari halaman. Anak-anak dan para ibu, juga tampak kegirangannya.
http://www.pppa.or.id/daqu/gallery/category/45-inilah-rumah-quran-oeue-itu