Tak hanya Ketua Yayasan PPPA Daarul Qur'an yang menitikkan airmata. Ratusan hadirin terpesona pada Mbah Kemi. Di usianya yang sudah lebih 100 tahun, kakek sebatang kara asal Magelang, Jawa Tengah, ini masih fasih melafalkan doa. Semangatnya untuk berangkat menjadi tamu Allah juga luar biasa. Ia tak tampak kepayahan, meski hari itu sudah mulai beraktivitas sejak pukul 2 dinihari. Dari penginapannya di Ciledug, Tangerang, Mbah Kemi dibawa ke Masjid TPI di Jakarta Timur untuk shooting acara "Nikmat Sedekah'' secara live bersama Ustadz Yusuf Mansur. Setelah itu, kembali ke Ciledug untuk mengikuti walimatus safar jamaah umroh. Di hadapan ratusan orang, Si Mbah berkisah sedikit tentang dirinya, sebelum menutup acara dengan doa.
Mbah Kemi tinggal di sebuah gubuk kecil di Dusun Kembang Kuning, Windusari, Magelang, Jawa Tengah. Di situ pula dia menampung seorang lelaki gelandangan kurang waras. Masih juga ada kambing piaraan. Sehari-hari, Mbah Kemi rajin mengikuti pengajian walau harus berjalan kaki puluhan kilometer ke desa tetangga. Pulangnya, ia biasa dibekali snack pengajian untuk stok di gubuk. Satu kardus snack bisa mengganjal lapar sampai tiga hari. Baginya, tidak ada istilah makanan basi. "Makan yang kecut-kecut malah menyehatkan,'' katanya tentang rasa makanan kadaluwarsa.
Kalau punya uang, Simbah yang pecandu kitab kuning (klasik) ini membeli kitab baru. “Kalau ada yang ngasih sedekah, saya selalu tabung untuk beli kitab,†tuturnya. Simbah percaya, menuntut ilmu wajib bagi nuslim, “dari mbrojot (lahir) sampai mati, harus terus ngaji.†“Nanti kalau saya mati, kambingnya biar dipotong orang-orang buat mereka yang ngurusi mayit saya,†Mbah Kemi mengutarakan niatnya dua tahun lalu. Tapi karena maut tak kunjung menjemput, Simbah mengubah niat. Kambingnya dipotong buat kurban Idul Adha tahun lalu. “Kalau tidak bisa ke Mekah, ya motong hewan kurban saja dulu,†kata sang kakek yang seumur hidup masih penasaran ingin mengunjungi Baitullah. Hajatnya kemudian terkabul lewat program Sedekah Umroh PPPA Daqu.
Dalam sambutannya pada acara penglepasan jamaah umroh, Anwar Sani menjelaskan bahwa program ini dapat terselenggara berkat dukungan para donator dan jamaah serta amilin. "Semoga partisipasi para donator mendapat pahala dan berkahnya, bukan hanya karena umrohnya tapi juga karena hafalan Qur'an para peserta,'' katanya, diaminkan jamaah. M. Yusuf, Manager Fundrising PPPA Daqu, mengungkapkan bahwa jamaah umroh Wisatahati bersama Ustadz Yusuf Mansur ini terdiri 125 orang. "Lima diantaranya adalah peserta program Umroh Gratis bagi Penghafal Qur'an,'' imbuhnya.
Salah satu dari 5 orang itu adalah Ujang Saipul Akbar (18 th). Guru sekaligus santri di sebuah madrasah di Bogor ini, mengaku sambil umroh akan mencari beasiswa kuliah di Madinah. "Saya punya kawan di sana yang bis amembantu,'' katanya gembira. Sesuai dengan jadual, rombongan umroh tiba kembali di Tanah Air pada 18 Juni. "Sepulang dari umroh, saya akan menyedekahkan sisa hidup saya untuk menunjang program PPPA Daqu dalam mengembangkan madrasah penghafal Qur'an,'' kata Amir, pengelola Madrasah di Purworejo, Jawa Tengah, yang berangkat umroh secara gratis. (fian)