Â
Setelah bongkar muatan beres, para peserta mengikuti apel pembukaan. Para peserta Jambore Rumah Tahfizh se-Bandung dibagi menjadi 10 kelompok, terdiri 5 kelompok ikhwan dan 5 akhwat.
Setelah mendapat demontrasi dari Kak Rendi, masing-masing kelompok santri mulai mendirikan kemah. Dalam waktu sekitar setengah jam, 10 kemah tenda sudah berdiri.
Selepas santap siang dengan bekal masing-masing, para peserta mengikuti acara pertama yang disampaikan Ustadz Roji. Kepala Sekolah Darul Quran Indonesia (SDQI) Gegerkalong Girang, Bandung, ini menyuntikkan taushiyah untuk menyemangati para peserta.
Selanjutnya, dipandu Helmy dari Spirit Learning Centre, para santri mengikuti materi yang bersifat edutainment. Tak terasa, waktu maghrib menjelang.
Usai sholat Isya berjamaah, peserta bersiap-siap mengikuti jurit malam. Dalam pelukan angin dingin dan gulita malam, setiap kelompok santri harus menyusuri rute dari pos ke pos. Perjalanan malam menembus hutan itu melalui 5 pos. Tiap kelompok hanya boleh membawa satu senter penerang, dengan didampingi seorang panitia.
‘’Kegiatan ini melatih keberanian, kekompakan, dan kepemimpinan,’’ ujar seorang santri yang mengaku asyik mengikutinya.
Semua kelompok akhirnya finish di pos terakhir pada pukul 22.30 WIB. Di sini mereka duduk beristirahat sambil mengungkapkan impian masing-masing. Kakak pembimbing lalu mengajak semua peserta mengaminkan harapan mereka semua sebagai sebuah do’a.
Pentas seni dengan penerangan api unggun, menutup jambore hari pertama. Dalam kesempatan ini, Ustadz M Anwar Sani dari PPPA Darul Quran Pusat sengaja hadir untuk memberikan motivasi.
Walau tidur larut malam, pada sepertiga malam terakhir para peserta bangun untuk sholat tahajud. Dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah.
Mengawali kegiatan hari kedua, peserta melaksanakan sholat dhuha. Kemudian mendapat siraman spiritual ala Majelis Dhuha Nasional dari Nanang Ismuhartoyo, Kordinator Rumah Tahfidz Nasional.
Usai sarapan dan berbenah, tibalah kegiatan yang paling dirindukan peserta yaitu outbond yang dikemas dalam widegame.
Acara olahraga dan kreativitas kelompok ini diawali dengan Senam Daqu bersama Ustadz Anwar Sani.
Dalam widegame, setiap kelompok peserta berburu pos-pos tersembunyi di sekitar bumi perkemahan. Pada setiap pos, mereka mendapat misi yang harus dipungkaskan. Mereka mesti bersegera, karena waktu terbatas.
Di penghujung jambore, panitia mengumumkan para pemenang. Untuk kategori perorangan, peserta terbaik adalah Iman dari Rumah Tahfizh Al Hilal. Sedangkan pada kategori kelompok, yang dinilai terbaik adalah Rumah Tahfizh As Shafaa.
http://www.pppa.or.id/daqu/gallery/category/39-santri-tahfidz-bandung-jambore-di-cikole