Menurut Ginley, hewan tersebut mirip babi tapi kakinya mempunyai lima jari mirip manusia. Temuan itu seakan menegaskan, babi memang mirip manusia. Menurut Dr Muladno, ahli genetika molekuler di Fakultas Peternakan IPB, secara kimiawi DNA manusia dan babi hanya beda 3 persen.
Insulin babi dan manusia, hanya beda satu asam amino. Siapa sih, manusia yang sudi dipersamakan dengan babi? Seperti diuraikan Kamaluddin Muhammad dalam bukunya Kitabul-Hayawan Al-Kubra, babi bernafsu syahwat tinggi dan kuat.
Hewan ini menganut seks ultra liberal, tidak memiliki rasa cemburu (decorum). Dia pun siap mati bertarung dengan babi betina yang menolak dikawini. Manusia boleh saja menolak dipersamakan dengan babi.
Tapi, sadar atau tidak, perilaku sebagian manusia kadang seperti babi. Misalnya saling bertukar suami/istri sebagai pasangan seks (swinger). Bahkan kabarnya kaum swinger punya forum tersendiri. Dalam Al Qur’an, Allah SWT menyebut sejumlah sifat manusia yang mirip kelakuan hewan. Misalnya pendusta ayat-ayat Allah dikatakan seperti anjing (Al A'raaf: 175-177).
Manusia yang tidak menggunakan hati dan inderanya untuk memahami dan menerima ayat-ayat Allah disebut bagaikan binatang ternak, bahkan lebih rendah lagi (QS Al A’raaf: 179, Al Furqoon : 44).
Melalui ibadah qurban, Nabi Muhammad SAW mengajak umatnya menyembelih potensi sifat-sifat kebinatangan manusia. Secara simbolis, sifat hewani dilambangkan dengan unta, sapi, kerbau, kambing, atau domba.
Semakin besar dan banyak hewan qurban yang disembelih, tentu semakin baik. Melalui qurban tersebut, pequrban menegaskan komitmen hidupnya untuk tidak sama atau bahkan lebih rendah dari binatang.
Qurban juga menegaskan komitmen pequrban untuk siap mengorbankan sebagian kenikmatan hidupnya bagi kepentingan orang banyak. Mari berqurban sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya! Agaq qurban kita makin istimewa.