Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Gerakan Sedekah Nasional, Lanjutkan!

10 April 2013
Image

Hare gene tak biasa bersedekah, apa kata dunia? Ya, dengan berbagai tagline, gerakan membiasakan sedekah kini telah menjamur. Sebut saja misalnya: sedekah rombongan, sedekah jamaah, sedekah sehari seribu, sedekah setiap hari, sedekah sarung dan mukena, sedekah satu buku, sedekah pohon, sedekah sawah....

Pada tanggal 27 April ini, gerakan sedekah nasional akan memperingati hari jadinya yang kedua.

Hari Sedekah Nasional (Harsena), bermula dari kebiasaan amal Waroeng Group yang dikomandoi pengusaha Jody Broto Suseno. Setiap tahun, pada 27 April, Waroeng Group yang meliputi outlet Waroeng Steak and Shake, Bebaqaran, Feskul, Bebek Goreng Haji Slamet Jogja dan Malang serta Soccer Futsal, menyedekahkan seluruh omset mereka hari itu.

Pada 2010, sewaktu siaran di MNCTV, Ustadz Yusuf Mansur menggaungkan secara nasional kebiasaan sedekah Waroeng Group. Ia menyeru para pengusaha untuk menyedekahkan satu hari omset (hasil penjualan) bisnis. Bukan sekadar menyisihkan sebagian keuntungan usaha. ‘’Kalau sedekah dari sebagian keuntungan sih, sudah biasa. Sedekah yang luar biasa, dong. Paling enggak, sekali-kali dalam setahun atau seumur hidup, sedekahlah yang besar. Berikan semua keuntungan pada Allah SWT,’’ tantang Ustadz Yusuf.

Seruan itu disambut para pengusaha yang tergabung dalam komunitas Spiritual Company. Misalnya pengusaha nasional Sandiaga Uno (Grup Saratoga). Juga Jody Broto Suseno, pemilik jaringan Waroeng Group, lalu Pramono, bos jaringan resto Ayam Bakar Mas Mono, dan Bos RM Cibiuk Haji Iyus serta Bos Kebab Turki Baba Rafy Hendy Setiono. Pengusaha kontraktor Budi Harta Winata, Solikhun, Masyuri. turut dalam barisan ini. Sejumlah pemilik showroom mobil pun, ikutan.

Pengusaha kelas gurem juga tak mau kalah. ‘’Tukang maenan, ikutan. Subhanallah. Juga ada tukang cukur, ikutan juga sedekah omset. Ada tukang keripik dorong, ikutan,’’ ungkap Ustadz Yusuf.

Dari sekadar gerakan spontanitas, para pengusaha itu bersepakat untuk menggemakan gerakan serupa ke tingkat nasional. Maka, ditetapkanlah tanggal 27 April sebagai Gerakan Sedekah Nasional sejak tahun 2012. ‘’Peringatan Harsena ini hanya momentum. Bukan berarti sedekah hanya tanggal 27 April doang,’’ tandas Ustadz Yusuf Mansur.

Selain di Jadebotabek, Harsena juga menggema di kota-kota cabang Program Pembibitan Penghafal Al Qur’an Daarul Qur’an (PPPA Daqu) seperti Jogja, Bandung, Malang, Semarang, Surabaya, Palangkaraya, Pesawaran Lampung, dan lain-lain.

Dalam penjelasannya melalui jejaring sosial, Ustadz Yusuf Mansur menegaskan bahwa Harsena bukan ‘’memaksa’’ atau mengarahkan publik untuk bersedekah melalui PPPA Daqu saja.

‘’Silakan bersedekah yang utama kepada orangtua, sanak keluarga, dan orang-orang sekitar Anda atau melalui Lembaga Amil tepercaya,’’ kata Ustadz Yusuf.

Manager Marketing PPPA Daqu, Darmawan Setiadi, mengungkapkan, pada Hari Sedekah Nasional 27 April 2012, alhamdulillah PPPA Daqu mendapat titipan sedekah dari para pengusaha nasional segala level sebesar Rp 3,5 Milyar.

‘’Mudah-mudahan sedekah nasional tahun ini jumlahnya berlipat lagi, sehingga lebih banyak hal yang bisa kita lakukan,’’ ucap Darmawan. Tahun ini, menurut Manager Program PPPA Daqu Nanang Ismuhartoyo, sejumlah proyek amal siap mendayagunakan hasil sedekah nasional. Salah satunya, merampungkan pembangunan Masjid Daarul Qur’an di Kampung Qur’an Ketapang, Tangerang. Masjid ini sudah dirindukan oleh sekitar 10 ribu jamaah yang selama ini sholat di masjid darurat.

PPPA Daqu juga bakal membangun Rumah Susun (rusun) Tahfidz, yaitu rusun bagi para keluarga dhuafa santri tahfidz.

‘’Program Rusun Tahfidz ini sesuai dengan saran Syaikh Saad Al Ghomidi untuk mengawal para santri tahfidz agar terjaga sebagai Penghafal Qur’an selamanya,’’ terang Nanang.

Setelah Rumah Qur’an Merapi, PPPA Daqu membangun komunitas Rumah Trampil. Ini untuk memberi bekal life skill bagi anak dan remaja keluarga dhuafa di sana. Sehingga, mereka bisa fight untuk hidup tanpa tergantung pada alam yang rawan bencana seperti lereng Merapi.

‘’Pembangunan Rumah Qur’an di pedalaman Nusa Tenggara Timur juga terus kita lanjutkan, sehingga kawasan itu menjadi Kampung Qur’an. Demikian juga di daerah terpencil lainnya,’’ imbuh Nanang.

Untuk menyuplai para santri tahfidz dengan makanan pokok bergizi, PPPA Daqu terus mengembangkan program sedekah sawah.

Program ini alhamdulillah sudah teruji sejak kali pertama dicoba. Ahad, 17 Februari 2013, Ustadz Yusuf Mansur memimpin panen raya padi dan sayuran organik di bumi persawahan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat.

Panen raya hasil sedekah sawah itu baru di atas lahan seluas 6 hektar yang dikelola Pusat Pengembangan Pertanian Organik (PPPO) pimpinan Ustadz DR Samsudin.

Padahal, di seluruh Indonesia pada tahun 2012 terdapat 6 juta hektar lahan tidur alias lahan nganggur. Lahan tidur itu merupakan bagian dari lahan kering di Indonesia yang luasnya 11 juta hektar. Sebanyak 300.000 hektar lahan kering terbengkalai di Pulau Jawa.

Melalui sedekah sawah, insya Allah negeri ini akan mandiri dan berdaulat pangan dengan bahanpanga organik.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda