Ibu adalah madrasah pertama kita dalam kehidupan. Rasa sayang, sabar dan tekun mejaga kita sejak dalam kandungan hingga besar tak ternilai harganya.
Maka meledaklah tangis harus dan rasa kehilangan yang besar saat seorang ibu meninggalkan kita. Senin, 2 September 2013, sore Hj, Humrifah bin H. Firdaus mendapatkan takdir kala ajal menjemputnya. Ibunda ustad Yusuf Mansur ini meninggal sepulang dari membesuk adik dari istri ustad Yusuf Mansur. Kepergiannya tidak saja dirasakan oleh keluarga. Masyarakat umum pun menangisi kepergian bunda Humrifah. "Insya Allah beliau orang yang baik dan cinta agamanya. Kebaikan itu terlihat bagaimana dari tangganya lahir sosok Yusuf Mansur sebagai pejuang dakwah islam" kesaksian Ustad Arifin Ilham. Bagi keluarga Almarhumah adalah sosok tauladan yang selalu memberikan banyak nasihat dan motivasi bagi anak-anaknya. "Pastinya banyak kenangan bersama beliau. Karena doa, ajaran dan nasihat beliaulah kami bisa seperti sekarang ini" ujar ustad Yusuf Mansur. "Kini akan menjadi tugas saya dan keluarga untuk memenuhi keinginan beliau yang belum tertunaikan" Khidmatnya Proses Pemakaman Selasa, 3 September 2013, ribuan santri, tokoh masyarakat dan warga sudah berjajar rapi membentuk shaf shalat. Shalawat, doa dan isak tangis memecah pagi yang tenang di Ketapang, kala keranda bunda Humrifah ditandu untuk dishalati. Isak tangis keluar bebarengan dengan takbir yang dikumandangkan. Shalat jenazah berlangsung khidmat dan khusyu. Jadikan Pelajaran Ustad Abdullah Gymnastiar dan Arifin Ilham berpesan untuk bahwa ada hikmah bagi setiap muslim dalam suatu peristiwa. "Meninggalnya bunda dari Ustad Yusuf Mansur ini mari kita jadikan pelajaran bahwa ajal itu pasti menghampiri setiap yang bernyawa" Maka beruntunglah bagi setiap muslim yang ingat akan mati dan mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kematian.Berita lainnya
22 July 2019
Keutamaan Surat Al-Fatihah
22 July 2019