Dana sebesar 350 juta itu diterima General Manager Program PPPA Daqu, Darmawan Eko Setiadi, di kantor DPF Jakarta di Gedung Talavera Office.
Menurut Nugraha, zakat tersebut merupakan bagian dari zakat perusahaan keluarga besar Almarhum Djalaluddin Pane senilai Rp 1,4 Milyar yang didistribusian melalui 4 lembaga zakat. Selain PPPA Daqu, juga Al Azhar Peduli Ummat, Rumah Zakat, dan Dompet Dhuafa.
DPF yang diresmikan pada 2 April 2011, adalah lembaga bisnis sosial berbasis wakaf. Nugraha menerangkan, DPF lahir di Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. “ Medan berpeluang mengembangkan potensi wakaf dan bisnis sosial secara produktif sebagai sumber dana abadi yang memberdayakan ekonomi masyarakat dan memperkuat ketahanan nasional,†tutur Nugraha.
Namun, dibanding Jakarta dan Surabaya, Medan masih relatif tertinggal dalam pengelolaan wakaf secara produktif serta bisnis-bisnis social. “Padahal potensi bisnis serta jumlah masyarakat mampu di sini cukup besar,†ujar Ustadz Wahifiudin, Dewan Pembina DPF.
Founder DPF, Herludiansyah, berharap kehadiran DPF dapat menjadi pionir pengelola wakaf di Sumatera Utara. “Semoga mampu mengelola asset wakafnya secara berkesinambungan dan melahirkan banyak manfaat bagi lingkungannya,†katanya.
Selain berfungsi sebagai nadzir (pengelola) wakaf dari alm Kolonel CPM (Purn) Dr. H. Djalaluddin Pane SH (Pendiri Herfinta Group, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara), DPF juga mengemban misi memajukan pendidikan kewiraswastaan berbasis nurani ihsani dan teknologi serta memberikan pelayanan sosial yang edukatif dan produktif kepada kaum mustadh’afin.
Peresmian DPF juga dilengkapi dengan seminar wirausaha dan wakaf bagi generasi muda. “DPF juga berupaya mencetak sumber daya insani calon pengelola wakaf yang profesional dan amanah melalui program Djalaluddin Pane Social Business Academy, “ imbuh Herludiansyah. (fian)
Â