“Alhamdulillah, anak saya bisa menjadi santri di rumah tahfidz Daarul Qur’an tanpa dipungut biaya sepeserpun” Ungkap Zaenal Mutaqien. Bapak berusia 50 tahun ini menambahkan “Kami hanya diminta memastikan bahwa anak kami memiliki bekal Sejuta untuk mengikuti program pembibitan penghafalan Alqur’an”. Sejuta yang dimaksud adalah Semangat, jujur dan taat.
Tercatat 120 anak menjadi santri dan santriwati Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Anggrek di Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. Jumlah ini belum termasuk santri qur’an mukim yang segera genap 10 santri. Tentu saja pengelolaan rumah tahfidz ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kebutuhan makan, sekolah dan pemenuhan kebutuhan harian santri mukim termasuk untuk guru tahfidznya serta operasional pemeliharaan tempat belajar dan kelengkapannya.
Maka itu untuk memenuhi segala kebutuhan operasional Rumah Tahfidz ini Daarul Qur’an meluncurkan program yang disebut dengan Eksport (Program Pemberdayaan Ekonomi Pesantren Produktif). Melalui program Eksport dengan usaha pengelolaan hotel Daqu Anggrek inilah maka semua kebutuhan operasional tersebut dapat dipenuhi.
Program Eksport diluncurkan dalam rangka kemandirian rumah tahfidz terutama untuk memenuhi kebutuhan operasional rutin. Aktifitas ini melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah di sekitar rumah tahfidz, pondok pesantren dan institusi pendidikan keagamaan lainnya. Kegiatan merupakan bisnis murni dengan konsep bagi hasil. Daarul Qur’an memberikan suntikan modal kepada pelaku usaha dengan sebelumnya melakukan analisis usaha yang menguntungkan. Hasil keuntungan dibagi hasilkan antara pelaku usaha dengan rumah tahfidz atau pesantren yang telah ditunjuk.
“Alhamdulillah hasil keuntungan dari usaha Hotel Daqu Anggrek Kapuas Kalimantan Tengah ini telah mampu memenuhi seluruh kebutuhan operasional rumah tahfidz” Jelas Daarus Sholeh (30), Manajer Hotel Daqu Anggrek, yang diamini oleh Ustad Rusli selaku tokoh agama setempat. “Kami merasakan betul manfaat keberadaan program ini” Ungkap Ustadz Fariz selaku guru tahfidz Daqu Anggrek.
Rumah Tahfidz kampung Qur’an Merapi pun merasakan hal yang sama. “Semua kebutuhan operasional rumah tahfidz dan program pembinaan keagamaan masyarakat sudah tercukupi semuanya” Ungkap Ustadz Aryo (25 tahun). Program Eksport Usaha Nata de Coco yang dijalankan di daerah Klaten Jawa Tengah, mampu memberikan keuntungan untuk menyokong kebutuhan rutin program yang dijalankan di Kampung Qur’an Merapi.
Semoga semakin banyak kegiatan usaha yang bisa didukung dalam program eksport Daarul Qur’an. Harapannya akan lahir generasi-generasi penghafal Alqur’an, ribuan barkan jutaan orang. Hal tersebut bisa terpenuhi jika kebutuhan santri dalam program pembibitan penghafal alqur’an terpenuhi, salah satunya dengan program eksport. Amin.
