Perasaan Haidar bercampur aduk antara senang dan setengah tidak percaya begitu ayahnya mengakabarkan ia akan segera terbang ke Malaysia untuk menjadi guru tahfidz sekaligus imam di masjid Syah Alam Sultan Abdul Azis, Selangor, Malaysia.
Bacaan sekaligus hafalan Al-Qur’an Putra pasangan Omaryadi (49) dan Nuzhatul Wardiyah (49) ini dinilai sesuai dengan syarat yang diajukan oleh pengurus masjid. Sebelumnya telah banyak calon yang mengikuti seleksi untuk posisi tersebut namun semuanya ditolak.
“Alhamdulillah ketika itu saya hanya mengirimkan rekaman suara saya via email saja. Jadi saya tidak ketemu langsung. Nanti saya disana akan belajar terlebih dahulu untuk persiapan menjadi imam besar” ujar Haidar.
Haidar merupakan santri angkatan pertama pesantren tahfidz Daarul Qur’an yang ketika itu masih berlokasi di Bulak Santri, Tangerang. Di pesantren yang didirikan oleh ustad Yusuf Mansur tersebut ia memulai menghafal Al-Qur’an sedikit demi sedikit, hingga akhirnya ia berhasil menghafal sebanyak 20 juz.
“Insya Allah sekarang dalam proses untuk menggenapkan hingga 30 juz” ujarnya.
Ustad Ahmad Jameel, Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, mengatakan terpilihnya Haidar merupakan sebuah kebanggaan bagi pesantren yang kini telah berdiri di beberapa wilayah Indonesia seperti di Cikarang, Lampung, Semarang, Ambon.
“Semoga ini bisa terus menjadi motivasi dan semangat kami para pengajar sekaligus santri yang masih belajar”
Ustad Jameel menambahkan banyak lulusan Daarul Qur’an yang telah berkiprah di luar negeri. Sebelumnya ada Ari Wibowo yang mendapatkan beasiswa untuk belajar di Tunisia. Ia berharap kedepannya akan semakin banyak santri-santri binaan Daarul Qur’an yang berprestasi sekaligus berkiprah di masyarakat.
“Ini sesuai dengan semangat kami yakni membentuk para profesional dibidangnya yang sekaligus para penghafal Al-Qur’an” ujarnya.