“Sapi-sapi kami pada stres, pak” ujar Surip (40) kepada relawan SIGAB (santri siaga bencana) PPPA Daarul Qur’an. “Saat ini sapi-sapi ini belum sempurna mengeluarkan susunya. Volume susu berkurang hingga 50 persen”
Surip, adalah salah satu peternak di kampung ngramban Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang. Kabupaten Malang. Desa ini merupakan salah satu penghasil susu dengan kualitas baik. Saat Gunung Kelud meletus pada Kamis (13/2) desa ini terkena dampak yang sangat parah dari semburan Gunung Api setinggi 1.775 meter dari permukaan laut ini.
Ribuan kubik pasir yang berasal dari letusan Gunung Kelud menutupi Kampung Ngramban yang menyebabkan sejumlah kerusakan baik itu rumah warga, kandang sapi dan sejumlah fasilitas umumnya. Ribuan warga mengungsi ke lokasi-lokasi aman.
Tidak hanya warga yang mengungsi. Sapi-sapi milik warga pun dibawa ke tempat-tempat aman untuk menghindari kematian pada hewan yang menjadi andalan ekonomi masyarakat. Surip menuturkan ia harus membawa sapinya ke Kalipare, karang Kates yang berjarak 80 km.
“Saya harus menyewa truk dengan harga sekitar 1 juta untuk sekali jalan. Sapi-sapi ini jika tidak diungsikan akan terkena penyakit dan berujung pada kematian” ujar Surip.
Selama satu minggu sapi-sapi Surip tinggal di tempat pengungsian. Jauhnya jarak dan lokasi yang seadanya menyebabkan sapi-sapi ini sedikit stres. Belum lagi soal kebutuhan pakan ternak yang juga seadanya.
“Selama di pengungsian sapi-sapi ini tidak bisa makan seperti seadanya. Ini karena saya juga harus bolak-balik melihat kondisi rumah baik untuk bersih-bersih dan menjaga barang-barang yang ada” ujarnya.
Untuk kembali memulihkan ekonomi warga Daarul Qur’an membangun kembali kandang-kandang sapi milik warga desa Ngramban di masa recovery ini . Setelah sebelumnya membuka posko untuk menyalurkan logistik makanan dan bantuan kesehatan tak lama setelah meletusnya Gunung Kelud.
“Membetulkan kandang-kandang sapi milik warga menjadi prioritas untuk mempercepat pulihnya ekonomi warga Desa Ngramban. Dengan begini kita berharap sapi-sapi dapat tenang kembali tinggal di kandang yang layak dan dapat menghasilkan susu perah seperti saat belum meletusnya Gunung kelud” ujar Rano Karno M Bilal selaku General Manager Program PPPA Daarul Qur’an.