Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Santri Markaz Tahfidz Qur’an Gaza: Syukron Indonesia

08 April 2014
Image

Dengan jumlah penduduk kurang lebih 1,6 juta jiwa, Jalur Gaza menjadi wilayah terpadat di dunia. Menuruti wasiat Nabi Muhammad SAW, para keluarga Gaza berlomba-lomba memiliki banyak anak. Bukan asal banyak, tapi yang berkualitas, antara lain hafal Qur’an.

Sebagian besar orangtua di Jalur Gaza adalah Penghafal Qur'an, dengan jumlah juz hafalan bervariasi. Dengan bimbingan ayah, ibu, atau keduanyalah, anak-anak Gaza mengenal dan menghafal Qur’an sejak usia dini.

Anak Gaza mulai membaca dan menghafal Al Qur'an sejak usia 4-5 tahun. Mereka belajar Qur’an waktu Ashar-Maghrib di Markaz, semacam TPA di mesjid-mesjid di Indonesia. Bedanya, kalau TPA Indonesia adalah Taman Pendidikan Al Qur'an, maka di Jalur Gaza TPA adalah Taman Penghafalan Al Qur'an.

Koordinator Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Gaza, Abdillah Onim, mengungkapkan, pada tahun 2011 di Gaza terdapat 13 ribu Penghafal Qur’an. Tahun berikutnya meningkat menjadi lebih 23 ribu penghafal, 5000 di antaranya hafal 30 juz. Pada 2013, jumlahnya semakin bertambah, dan 6000 diantaranya hafal 30 juz.

Sebagian dari Generasi Penghafal Qur’an Gaza itu belajar di Markaz Tahfidz Qur’an Jabalia. Cikal bakal Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Gaza ini menumpang di Masjid Umari. Markaz Tahfidz beroperasi sejak 20 Juni 2013.

Di bawah asuhan Syeikh Ghozy Muhammad Ulwan Al Hafidz (42), Muhammad Yaqub Solaiman (24) Al Hafidz, dan Isa As’ad Muhammad Mahruh Al Hafidz, sebanyak 30 santri Markaz Tahfidz setiap hari, kecuali Jumat, menghafal Qur’an.

‘’Santri-santri itu berusia antara 10-17 tahun. Hafalan mereka antara 3 sampai 24 juz,’’ ungkap Onim.

Penghafal terbanyak, 24 juz, adalah Salim Emaduddien el Amasy. Bocah berusia 12 tahun warga Jabalia City ini masih kelas 6 Madrasah Ibdtidaiyah Rafi'i, Jabalia. Dalam ujian akhir di sekolahnya untuk Tahfidz Qur’an, ia mendapat predikat mumtaaz. ‘’Saya mendapat nilai ujian 99,6,’’ ungkapnya senang.

‘’Saya mulai menghafal Al Quran di Masjid Umari sejak 10 bulan lalu. Saya ingin menjadi Hafidz Qur’an,’’ ujarnya saat ditemui di Masjid Umari.

Dalam sehari Salim mengaku dapat menghafal 2 hingga 3 lembar Al Qur’an. Tak lupa ia berterima kasih kepada kaum muslimin Indonesia yang membantunya melalui PPPA Daarul Qur’an.

Husen Khader Abu Jabal (14) warga Jabalia City, sudah hafal 15 juz Qur’an. ‘’Sehari saya menghafal 2 lembar mushaf Qur’an,’’ kata murid kelas 9 Madrasah Saad Abi Waqas Jabalia ini. Nilai ujian akhir Tahfidz Qur’an yang dia peroleh adalah 88,6.

‘’Syukron Indonesia. Saya berusaha menghafal Al Qur’an hingga 30 juz, insya Allah khatam dalam waktu 10 bulan lagi,’’ tekad Husen.

Santri lain, Hamzah Abdul Hakim Mutawwaq (15), masih duduk di kelas 10 Madrasah Syuhada Annazla. Dalam ujian akhir di sekolahnya untuk Tahfidz Qur’an, ia meraih nilai 85.

Hamzah yang sudah menghafal Al Qur’an 13 juz, mengaku mulai menghafal di Markaz sejak 10 bulan lalu. ‘’Saya menghafal 1 sampai 2 lembar mushaf setiap hari,’’ ujarnya.

Hamzah merasa bahagia bergabung di Markaz bersama teman-temannya. ‘’Terima kasih Indonesia atas hadiah Markaz Tahfidz Daarul Qur’an,’’ kata remaja ini.

Sama seperti Husen, Umar Muhamed Abu Alhusna (12) bersekolah di Madrasah Saad Bin Ani Waqash. Ia kelas 7. ‘’Alhamdulillah saya juara kelas dengan nilai ujian Tahfidz 98'5,’’ ungkapnya.

Setiap hari, selepas sekolah Umar langsung menuju Markaz Tahfidz untuk menghafal Al Qur’an. Hingga saat ini ia sudah menghafal 21 juz.

‘’Dalam waktu paling lama 7 bulan lagi saya insya Allah sudah menghafal Al Qur’an 30 juz,’’ tekad Umar sambil berterima kasih kepada donatur PPPA Daqu.

Sama seperti Salim, Osamah Wael Alnajjar (11) juga murid Madrasah Rafi'i. Ia duduk di kelas 5 dan juga baru hafal 5 juz. Nilai ujian akhirnya 89.

‘’Saya mulai menghafal Al Qur’an sejak dibukanya Markaz Tahfidz Daqu ini. Dalam waktu setahun ini saya ingin menghafal 15 juz, insya Allah,’’ katanya.

Para santri Markaz Tahfidz berharap, Rumah Tahfidz Qur’an Gaza yang dibangun PPPA Daqu segera selesai dan dapat ditempati.

Pendiri PPPA Daarul Qur’an, Ustadz Yusuf Mansur, mengajak masyarakat untuk mengerahkan sedekah guna merampungkan Rumah Tahfidz Qur’an Gaza. Insya Allah, katanya, para donatur juga akan mendapat pahala sebagaimana pahala para santri Tahfidz Qur’an Gaza.

Sedekah silakan melalui Rekening BCA nomor 6030308059 atas nama Yayasan Daarul Qur’an Nusantara.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda