Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Sepinya Musholla Kami

09 May 2014
Image

“Wah, Saya sudah lupa, kapan ya warga  sini terakhir kali jumatan,” ucap Ny Suni sambil mengerutkan kening. “Yang jelas, sudah setahun terakhir ini warga tidak lagi sholat lima waktu di Musholla Nur Alif ini,” lanjut Ketua RT Pulau Tegal ini dengan nada sedih.

Tak hanya itu. Wanita paruh baya yang baru setahun memimpin desa ini juga memaparkan, sudah sebulan terakhir kegiatan pengajian anak-anak di Mushollah Nur Alif berhenti. “Yang masih bertahan adalah sekolah khusus untuk belajar mengenal huruf dan membaca, sembari kita tanamkan akhlak yang baik kepada anak-anak,” katanya sambil menambahkan bahwa seluruh warga Pulau Tegal tidak ada yang bersekolah formal.

Kampung Pulau Tegal secara administrasi masuk Desa Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung. Dusun di pulau kecil ini berpenduduk 31 keluarga atau sekitar 100 orang.
Tidak ada bangunan milik warga yang permanen, karena pulau ini milik pribadi seorang warga Kota Bandar Lampung. Warga hanya dibolehkan tinggal sementara dan menggarap lahan serta mengambil dan menjual hasil kebun seperti kelapa, melinjo, dan jengkol untuk memenuhi kehidupan. Selain berkebun, masyarakat juga ada yang menjadi nelayan pancing sebagai sumber mata pencahariannya.

Kehidupan masyarakat Kampung Pulau Tegal sangat terbatas dari sisi ekonomi dan sosial keagamaan. Gambaran masyarakat yang miskin dengan pendidikan yang rendah dengan derajat kesehatan yang rendah pula dapat di pulau yang mengandalkan beberapa Genset untuk penerangan malamnya. Imbas yang nyata adalah pemahaman dan pelaksanaan ibadah yang sangat rendah. Maka, mushollah yang sudah dibangun atas bantuan muslim “daratan” Lampung akhirnya mangkrak dan dipenuhi “kotoran tokek” karena tidak terawat.

“Kami butuh pembimbing agama, kami butuh ustadz yang menuntun kami,” Pinta Ny Suni dan Ny Yayah, relawan yang mengajar anak pulau menulis dan membaca. “Kami ingin anak-anak kembali mengaji. Kami ingin suami kami sholat lima waktu lagi. Kami juga ingin kami mendengar suara azan yang telah lama menghilang. Sudah tak sabar lagi kami menyiapkan pakaian putih dan peci untuk suami kami berangkat Jum’atan.’’

Keduanya menyambut gembira kehadiran program Daarul Qur’an di sana. “Alhamdulillah, kedatangan Ustadz berdua dari Daarul Qur’an semoga menjawab keinginan masyarakat kami,” kata kedua ibu yang tidak pernah menyenyam pendidikan formal tersebut.

“Baik, Kami juga butuh bantuan semua warga untuk sama-sama bangkit menyelesaikan masalah hidup ini dengan kembali membenahi ibadah kita semua,” pinta Ustadz Rano KM Bilal selaku GM Program Daarul Qur’an.

Daarul Qur’an paham bahwa membenahi masyarakat bukanlah perkara yang mudah. Kegiatan ini butuh support dan kesabaran. Mudah-mudahan dengan dukungan semua pihak, Kampung ini akan menjadi seperti yang diimpikan oleh para ibu di sana dan kita semua. Amin.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda