Setiap kita memiliki mimpi, begitu juga para santri cilik yang mengikuti audisi hafidz Qur’an untuk acara di stasiun televisi swasta. Raut wajah ribuan peserta audisi hafidz meliatkan bagaimana antusias mereka menghadapi momen ini. Dan, ketika diumumkan mereka yang lolos ke babak selanjutnya senyum-senyum merekah lebih besar lagi.
“Kami ucepke makasih banyak niann samo (kami ucapkan terima kasih kepada) Daarul Qur’an dan RCTI” ungkap Anggun dengan logat Sumatera yang kental.
Siti Nurjana, ibunda Anggun, yang menemani selama audisi ini tidak bisa menahan rasa gembiranya tatkala mengetahui anaknya lolos tiga puluh besar.
“idak nyangko aku Ustadz (tidak menyangka) akuni cuman anak wong dusun yang jauh dari mano-mano pula (saya ini hanya anak kampung Jalur yang jauh kemana-mana-red) kalau anak saya bisa masuk babak selanjutnya saya cuma bisa mendoakan dan mneyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak” ujar Nurjana dengan mata berkaca-kaca.
Kebanggaan serupa juga dirasakan oleh Marwah Lathifah (5). Kemampuan membaca Al-Qur’annya menarik perhatian para juri. Meskipun masih kecil Lathifah tidak gugup dan canggung kala berhadapan di depan dewan juri.
“Jangan lupa doain aku dan semua teman-teman santri rumah tahfidz lainnya” ujar perempuan yang memiliki cita-cita ingin menjadi dokter yang bisa menghafal Al-Qur’an ini dengan senyum khasnya.