Saat mendengar nama Merapi, maka yang terlintas dalam pikiran kita adalah hal-hal yang menyedihkan, magis atau tempat yang tidak layak huni. Dalam riwayat pernah memuntahkan lahar dinginnya, wedus gembel, atau sosok mbah Marijan yang menjadi tokoh legenda kini. Status merapi yang mengagetkan dan lain sebagainya sehingga kita agak sedikit was-was.
Namun, tidak selalu Merapi itu adalah soal sesuatu yang mistis. Ada kehidupan juga disana dengan kisah manusia yang menjalaninya. Cobalah Anda berkunjung ke Dusun Kalitengah, tepatnya 500 meter kearah utara dari makam Mbah Marijan. Disana Anda akan melihat beberapa peternakan sapi yang diusahakan masyarakat Merapi. Sebuah ternak hewan yang sangat dibanggakan. Mereka dengan telatennya memelihara dan mengurus sapi-sapi yang ada. Sapi begitu gemuk-gemuk dan sehat sehingga siapapun yang melihat akan mengatakan. "Ih, keren sekali sapi-sapinya"
Atas dasar inilah PPPA Daarul Qur’an Jakarta mencoba memberikan bantuan sementara sapi. Pemberian bantuan sapi ini ada 2 tahap. Pada tahap pertama 2 sapi dan tahap ke dua 4 sapi. Sehingga total sapi yang ada di masyarakat ada 6 ekor sapi yang tersebar di dusun Kalitengah ini.
“Jadia semuanya ada 6 sapi yang ada di Merapi ini, semua bantuan dari PPPA Daarul Quran. Sapi-sapi ini akan dijual jika memang sudah umur jual atau layak untuk dijual dan keuntungannya akan dibagi rata kepada kelompok yang sudah ikut memelihara sapi itu” tukas ustadz Aryo, penanggung jawab di kampung Qur’an Merapi.
“Jadi masyarakat juga seneng mas, karena mereka mendapatkan pendapatan dari pemeliharaan sapi ini selain mereka juga mencari pasir di kali”. lanjut ustadz Aryo.
Getaran semangat inilah yang membuat kita kagum, mereka begitu amanah dan ulet dalam bekerja. Sebuah etos kerja yang sangat baik sekali. Sebuah dedikasi yang tak terukur oleh parameter-parameter keduniawian. Alhamdulillah, setidaknya inilah yang dirasakan penulis hingga pulang kembali ke Yogya getaran semangat ini masih terasa dengan kentalnya…Subhanalloh..
