Ya, bagaimana tidak. Terbayang oleh remaja yang telah Hafidz Qur’an di usia 7,5 tahun itu tentang besarnya biaya segala keperluan untuk memuluskan niatnya ke tanah suci. “Walaupun gratis, bikin paspor, vaksinasi, dan administrasi lainnya kan perlu biaya, uang dari mana? Ucap penerima beasiswa kuliah gratis ke Turki itu masygul. Dibukannya “brankasâ€Â penyimpanan uang miliknya. “Masya Allah, uang di dompetku tinggal seribu rupiahâ€. Kenyataan itu hampir membuat anak pertama dari tiga bersaudara ini putus harapan.
Namun, pantang bagi seorang Hafidz Qur’an berputus asa dari rahmat Allah. Perjaka kelahiran Pati, Jawa Tengah ini teringat nasehat Ustdz Yusuf Mansyur yang dibacanya dari buku “Mencari Tuhan Yang Hilangâ€. “Bila kita ada masalah, kenapa kita tidak pernah mengikutkan Dia dalam mencari solusinya? Padahal, Dialah Allah tempat bergantung segala sesuatu.†Begitu kira kira isi nasehat sang Ustadz.
Selain itu, anak yang telah yatim sejak usia 6 tahun ini biasa mengamalkan ajaran Ibunda, yaitu mendawamkan sedekah ke Masjid setiap Jum’at. “Buat Abah, mudah-mudahan beliau tenang di sana.†Begitu selalu pesan sang bunda,.
Maka dengan mengucap Bismillah, ia sedekahkan uang terakhirnya itu ketika Jum’atan di masjid. “Ya Allah, Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, maka izinkanlah hamba umroh dengan uang seribu rupiah ini.†Doanya ketika memasukkan uang itu ke tromol masjid.
Subhanallah, sore harinya, sedekah berbalas. “Antum kan mau Umroh, pulang kampung dulu lah, uang ini mudah mudahan bisa membantu buat ongkos.†Ucap seorang sahabat sambil menyelipkan selembar uang limapuluh ribuan ke tangannya.
Alhamdulillah, dengan berbekal uang tersebut, Zaki dapat pulang kampung untuk memberitahu bunda kabar gembira ini. Namun, lagi-lagi keimanan putra seorang Hafidz ini diuji Allah. Sang Bunda, setengah pesimis berucap. “Uang dari mana untuk mengurus paspor Le? Biayanya nggak sedikit lho†ucapan Bunda tak ayal membuatnya hampir putus harapan. Kembali ia bermunajat kepada Allah untuk mencari jalan keluarnya.
Suatu hari, datang seorang pengemis membawa anak meminta sedikit rizki untuk makan. “Bu, kalau uang saya belum punya, karena warung baru buka, tapi kalau alat alat tulis ini, saya ada.†Ucapnya sambil menunjuk isi warung kecilnya yang tidak seberapa. “Ibu, saya mau sampul plastik.†rajuk anak sang pengemis. Tanpa ragu, diberikanlah dua lembar sampul plastik kepada anak pengemis itu. “Ini untuk adek ya†ucap kakak dua orang adik yang juga hafidz ini.
Subhanallah, lagi-lagi sedekah berbuah berkah. Pada hari yang sama, seorang paman menelpon meminta nomor rekeningnya. “Ini ada uang sekedarnya, mudah-mudahan bisa membantu .†Ucap sang paman. Alhamdulillah, sedekah dua lembar sampul plastik berbuah satu juta rupiah!
Berbekal modal itulah, Zaki mengurus segala keperluan untuk berangkat Umroh. Alhamdulillah, segalanya dilancarkan Allah SWT. Pembuatan Paspor biasanya butuh waktu seminggu, ini tiga hari sudah jadi, juga segala urusan serasa dimudahkan Allah SWT.
Kejadian itu membuatnya semakin yakin atas pertolongan Allah bagi hambanya yang meminta dengan sungguh- sungguh. Sekarang, sedekah merupakan kebiasaan yang makin rutin didawamkannya, tentu saja ditambah riyadloh lainnya semisal shalat sunnat, muroja’ah seminggu khatam, serta sholat berjamaah. “Alhamdulillah, semua itu memudahkan saya menjalani program pembekalan satu tahun untuk mendapatkan beasiswa kuliah S1di Turki, doakan saya agar bisa berangkat ke sana ba’da lebaran tahun ini.†Harap penerima beasiswa dari Yayasan Sulaimaniyah ini. Aamiin, mudah-mudahan berkah dunia akhirat ya. Kebahagian semakin bertambah pada hari Senin, 25 11.30(Nurbaiti Rohmah)
Â