Iwan Lutfi dan istrinya juga pemulung. Dengan kemampuannya, Iwan alias Acoy mengubah triplek bekas menjadi miniatur rumah dan kendaraan, lalu dijual. "Kami memang miskin, tapi pantang mengemis. Saya berusaha hidup lebih baik untuk anak-anak," ujarnya.
Geregetan karena setiap Idul Adha hanya jadi penerima daging qurban, suami-istri itu bertekad suatu saat harus berqurban juga. Namun mereka hanya berani mengadukan kegemasannya kepada Allah SWT dalam sujud-sujud tahajud.
Jelang Idul Adha Oktober 2012, Iwan nonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji bersama sang istri. Tiba-tiba istrinya nyeletuk, ‘’Abi, kapan kita naik haji? Terus kapan kita qurban?’'
Lidah Iwan kelu tak mampu menjawabnya. Ia hanya meminta istrinya tak jemu berdoa.
Malam itu, istri Iwan tahajud pengin berqurban. Pagi harinya, ia bilang tangannya gatal. ‘’Mungkin mau dapat rezeki ya Bi,’’ katanya berharap.
Eh, tanpa disangka-sangka, malamnya ada dermawan mendatangi gubug mereka di dekat Pasar Kembang Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Orang tak dikenal itu membelikan kambing qurban ukuran besar buat Iwan.
‘’Saya pikir itu kambing qurban untuk disembelih di sini atas nama dia. Ternyata saya dibelikan kambing untuk berqurban," kata Iwan seolah tak percaya.
Sampai sekarang Acoy penasaran dengan dermawan misterius yang memberinya kambing. "Sama sekali tidak tahu namanya. Ketika saya tanya untuk keperluan mengirim doa, katanya pahala dan doa nggak bakal salah alamat," ungkap Iwan.