Madrasah dan TPA untuk Jamaah Lereng Sinabung

 

TK Harapan yang didirikan para tokoh muslim Limang seperti Ustadz Usul Galingging, Ustadz Sahlul Lubis, dan Hamirin, kondisinya sangat sederhana. TK yang dibuka sejak 2010 ini kelasnya memanfaatkan ruang nyempil di bagian belakang Masjid Harapan. Misnawati, warga setempat yang alumni pesantren di Kota Medan, menjadi guru satu-satunya. Honornya ya tak tentu, paling banter Rp 150 ribu sebulan.

Alhamdulillah, angkatan pertama TK Harapan berjumlah 15 anak, termasuk putri Ustadz Sahlul dan Yakub. Mereka ditarik iuran Rp 26 ribu per bulan. ‘’Segitu saja yang bayar sedikit, karena umumnya dari keluarga dhuafa,’’ ungkap Ustadz Sahlul.

Karena fasilitas TK Harapan sangat minim, Nurhayati sempat mogok belajar. Dia ingin TK nya sebagus TK Artina. Yakub tak bisa memaksa putrinya sekolah.

Alhamdulillah, kehadiran Tim PPPA Daqu belum lama ini, menggugah semangat Nurhayati untuk kembali ke sekolah. Apalagi dia sudah mendapat tas dan perlengkapan sekolah baru.

Didampingi Ketua MUI Kabupaten Karo Ustadz Adnan Effendy, Bendahara Umum Al Washliyah KH M Natsir Adnan, dan Ustadz Sentosa Sebayang dari LAZ Ulil Albab Medan serta Pengurus DKM Harapan, Tim PPPA Daqu yang terdiri Ustadz Hendy Irawan dan Direktur Eksekutif PPPA Daqu Tarmizi serta staf Muamar menyerahkan BUY (Bingkisan Untuk Yatim). Paket terdiri tas dan perlengkapan sekolah serta uang saku.

PPPA Daqu juga menyerahkan sumbangan Rp 20 juta guna membangun ruang kelas TPA sederhana yang lebih representatif untuk belajar-mengajar. ‘’Alhamdulillah, sumbangan ini sangat berarti bagi perkembangan dakwah di sini, insya Allah,’’ tutur Ustadz Sahlul Lubis, mewakili masyarakat muslim Limang. Sedang Ustadz Adnan Effendy dengan bahasa daerah dalam taushiyah-nya memotivasi masyarakat untuk giat belajar agama.

Ustadz Hendy Irawan pun member semangat kepada para santri Limang agar sebagian ada yang menjadi Penghafal Al-Qur’an. Sebelum ke Desa Limang, Tim PPPA Daarul Qur’an bersilaturrahim ke Panti Asuhan Jamiatul Al-Washilyah di Medan untuk menyerahkan BUY. Sebagai tanda syukur, Ustadz M Natsir Adnan dalam sambutannya mengajak anak-anak untuk rajin belajar Al-Qur’an, dan menjadi penghafal Al-Qur’an.

Usai di Desa Limang, Tim bergerak untuk membagikan BUY ke anak-anak di Masjid  Silaturrahim Desa Suka Tendel, Masjid Nur Salamah, dan Mushala Al Washiliyah Kabanjahe. Di propinsi ini, PPPA Daarul Qur’an telah mendistribusikan 230 BUY.

Kunjungan PPPA Daarul Qur’an dilanjutkan ke rumah Ustadz Adnan  Effendy yang letaknya hanya sekitar 1,5 km dari puncak Gunung Sinabung. Ustadz Adnan menuturkan, pada malam Ahad, 28 Agustus 2010, ia di suraunya tengah menjamu 48 mahasiswa Universitas Al Washliyah Brastagi, Medan. Usai tarawih malam itu, dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadhan di Tanah Karo, para mahasiswa yang sebagian besar perempuan, mengadakan peringatan Nuzulul Qur’an di masjid dekat rumah Ustadz Adnan. Masjid asri ini terletak di atas bukit, tepat di kaki Gunung Sinabung.

Ahad (29/8) pukul 00.08 WIB, terdengar suara bergemuruh dari Sinabung. Empat menit kemudian, blaar! terjadi letusan dahsyat yang memuntahkan asap setinggi 1500 meter dari bibir kawah. Debu dan lava pun muncrat.

Letusan terdahsyat sejak 410 tahun lalu itu kontan membuat panik warga di sekitar Sinabung yang tidak siap untuk mengantisipasinya. Di tengah jerit panik para tamunya, Ustadz Adnan segera melakukan pengamanan dan evakuasi jamaah. ‘’Alhamdulillah, setelah berjalan 4 km, kami dievakuasi ke Brastagi dengan mobil keamanan,’’  kenang Ustadz Adnan.

Dalam kesempatan tersebut, PPPA Daarul berkomitmen memberikan bantuan Rp 20 juta untuk pembangunan madrasah Nurul Jabal yang sedang dirintis Ustadz Adnan. Tarmizi menuturkan, safari ke Tanah Karo ini adalah bagian dari pendistribusian paket BUY. “Alhamdulillah, tahun ini PPPA Daarul Qur’an menditribusikan lebih dari 4000 Bingkisan Untuk Yatim ke daerah-daerah bencana dan terbelakang di Indonesia, ” katanya.  (aaisy/ah)