Polos, santri I’daad Daarul Qur’an itu menjawab, ‘’Saya belajar Qur’an di Bali sejak usia 7 tahun dibimbing Ustadz Ahmad Khudori. Lalu menghafal Qur’an di Daarul Qur’an Ketapang Tangerang.’’ Dalam sehari, imbuh Habib, ia menghafal 2 halaman mushaf.
Percakapan tersebut berlangsung usai shalat Jum’at di mushola Al Falah KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) Causeway Bay, Hongkong, 27 Mei lalu. Saat itu, setelah menyampaikan khutbah dan memimpin Jumatan, Ustadz Hendy Irawan Saleh memperkenalkan Habib santrinya.
‘’Kami ke sini bekerjasama dengan DD Hongkong membawa Duta Qur’an yang insya Allah akan menunjukkan bahwa menghafal Al Qur’an itu sebenarnya bukan perkara yang terlalu sulit. Dengan methode satu hari satu ayat, kita sudah membuktikannya,’’ tutur Ustadz Hendy. Ia lalu mendaulat Habib untuk melantunkan salah satu surat pendek hafalannya.
Maka, 50-an jamaah Al Falah dibuat terperangah oleh lantunan suara Habib yang bening, jernih, merdu, dengan makhraj yang pas. Ketika itu si santri cilik membawakan sebagian surat Ar Rahman.
Sebagai hadiahnya, setelah Jum’at Habib dan para pendamping ditraktir Bambang di Warung Chandra seberang gedung KJRI.
‘’Maaf, di sini saya hanya berani memesankan buah-buahan dan es kelapa muda Thailand. Kalau makanan, campur-campur, jadi saya tidak merekomended,’’ terang Bambang.
Habib manggut-manggut. Ia lalu menikmati es kelapa muda dan irisan mangga mancanegara. Selain halal, buat Habib makanan yang akan dia santap haruslah bebas penyedap rasa alias mecin. (bowo)
Â