JAILOO -- Hampir dua pekan peristiwa memilukan gempa bumi di Jailolo terjadi. Bahkan, awal bulan ini (1/11), gempa terjadi kembali di malam hari. Saat para ibu menidurkan dan menenangkan anak-anaknya, saat sang ayah terjaga untuk menjaga keluarganya.
Trauma dan ketakutan yang perlahan mulai hilang, kembali mencuat saat itu. Anak-anak hingga lansia terbangun dan berhamburan keluar dari rumah menuju tenda pengungsian. Pohon tumbang, rumah runtuh, tanah retak hingga tsunami, hal yang sangat dikhawatirkan warga. Syukurlah, ketakukan akan terjadinya tsunami tidak menjadi mimpi buruk yang tak hilang.
Sang fajar kembali meninggalkan kelam dan tegangnya malam itu. Sinarnya menembus, setiap lubang rumah yang rusak. Sehingga. nampak jelas dinding rumah yang sebelumnya utuh, kini berhamburan di tanah. Rumah yang tak layak huni bertambah lagi.
Alhamdulillah, posko pengungsian dan tim medis PPPA Daarul Qur'an di Desa Bobanehena maih siaga di sana. Sehingga, dengan cepat anak-anak mendapatkan trauma healing. Dan, yang terluka segera diobati.
Direktur Eksekutif, Darmawan E Setiadi mengatakan, bersama semangat warga untuk bangkit dari kesedihan, PPPA Daarul Qur'an hadir sebagai alat bantunya.
Ia menjelaskan, setelah fase emergency, kini saat untuk recovery. "Membangun kembali yang telah runtuh." Begotong-royong bersama ratusan warga merenovasi rumah-rumah yang rusak. Hingga membangun pendidikan Qur'an untuk masyarakat di sana serta pemberdayaan masyarakat.
InsyaAllah, alat dan bahan material akan disediakan dan perbaikan akan dilakukan dengan bersama-sama. Hal ini, merupakan awal dari terbangunnya dakwah Qur'an di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara.
"Sebagai tahap awal kami akan renovasi 100 rumah," sebutnya.
Terima kasih kepada masyarakat yang memberikan kepercayaannya kepada PPPA Daarul Qur'an. Adanya kepedulian, membantu ratusan warga di Desa Bobanehena, Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara bangkit kembali.