"Alif Laaam Raa....," gemuruh lafal guru-guru madrasah di siang hari itu.
Tepatnya, beberapa hari yang lalu ratusan pasang mata menatap sang ustad yang berbicara di depan mimbar Aula Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Sukaraja Kab Tasik.
Beberapa saat sebelum bergemuruh lafal Qur'an, hanya Ustad Gugum Gumilar yang mendawamkan Surat Yusuf ayat 1-5 secara berulang-ulang. Sedangkan, para guru itu khusyu menyimak lafal ayat yang dibacakan sang Ustad. Mereka adalah para guru madrasah dari berbagai bidang studi yang mengajar sekitar kecamatan Sukaraja.
Alhasil, saat sang Ustad memberikan petunjuk untuk menlafalkan ayat tersebut tanpa melihat Alqur'an, mereka semua berhasil menghafalnya. Lafal, makhroj hingga tajwidnya terdengar sama dengan yang didawamkan sang Ustad.
"Sebenarnya menghafal itu adalah proses melihat atau mendengar ayat secara berulang-ulang," ungkap Ustad Gugum Gumilar, salah satu assatidz Daarul Qur'an Jawa Barat.
Sehingga, lanjut ia, tidak perlu lagi menambahkan metode-metode lainnya, karena pada dasarnya semua metode menghafal adalah sama. Hanya saja yang membedakan adalah tekad dan kesungguhan para penghafalnya, apakah yakin dan tekun atau tidak.
Diketahui, sejak metode ODOA ini digagas oleh Ust Yusuf Mansur selaku Dewan Pendiri Daarul Qur'an. PPPA Daqu terus menggaungkan metode ini, untuk mendorong mayarakat mudah dan gemar menghafalkan Alqur'an ke seluruh lini masyarakat di Indonesia.
Terlebih lagi, kata Ust Gugum, tahun ini hingga lima tahun kedepan PPPA Daqu berupaya mendorong masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama membangun Indonesia dengan Alqur'an.
Oleh karenanya, PPPA Daqu berupaya menjangkau lebih luas lagi daerah dan masyarakat di Indonesia, bahkan mancanegara. Kepala Cabang Jabar, Eron Ashari mengungkapkan, khusus di Bandung, PPPA akan mulai di berbagai tingkat sekolah yang tersebar di Jawa Barat. Tak tertinggal pula seluruh guru dibidang apa pun.
"Sehingga, diharapkan baik murid maupun gurunya sama-sama menghafalkan Alqur'an. Jadi, sang murid bisa menyetorkan hafalnnya kepada setiap guru dan tidak hanya guru PAI saja," jelasnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Ustad Hasan mendukung program lima tahun kedepan untuk Membangun Indonesia dengan Alqur’an. Menurutnya, ini adalah waktu yang tepat untuk bangsa Indonesia kembali kepada Alqur’an. Mengingat, kata ia, Indonesia adalah Negara mayoritas muslim terbanyak di dunia.
Salah satunya, lanjut ia, seperti yang terselenggara saat ini. Menanamkan cinta Alqur’an kepada guru-guru untuk menghafalkan Alqur’an sebelum ke murid-murid.
“InsyaAllah, training ini rutin diselenggarakan untuk para guru-guru di Sukaraja dan tidak hanya madrasah saja tetapi, sekolah negeri dan swasta.”
Berita lainnya
22 July 2019
Keutamaan Surat Al-Fatihah
22 July 2019