Seperti yang dialami saudara-saudara kita di daerah Sapi Kerep dan Wonokerto, yang berjarak 15 km dari kawah Gunung Bromo. Sebagian besar warga setempat menyambut Tahun Baru 2011 dengan kondisi sangat memprihatinkan. Desa ini diguyur abu vulkanik dari kawah Gunung Bromo sejak erupsi 30 Desember lalu. Akibatnya, mulai Kamis itu pula, listrik di daerah ini dipadamkan.
‘’Sampai sekarang belum nyala,’’ ungkap Arjiwan, Kepala Desa Sapi Kerep, kepada Tim PPPA Daqu Malang yang menemaninya di Tahun Baru. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, abu vulakinik Gunung Bromo mencapai ketinggian 600 hingga 800 meter.
Rumah-rumah warga pun diselimuti abu vulkanik yang ketebalannya mencapai 30 sentimeter itu. Dampak guyuran abu vulkanik juga membuat para petani resah. Pasalnya, tanaman sayur mayur mereka gagal panen karena abu yang bersifat merusak itu. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, mengatakan, kerugian pertanian yang diakibatkan letusan Bromo mencapai 2.440 hektar dengan nilai kerugian mencapai Rp 28 miliar.
Saat membawa bantuan ke warga Bromo, Koordinator PPPA Daqu Malang, Hendra, mengatakan, selain kebutuhan jasmani seperti barang-barang kebutuhan pokok, yang menjadi kesulitan dalam kondisi seperti ini adalah perlengkapan ibadah. ‘’Ini masih sangat minim,’’ katanya.
Dalam aksinya, PPPA Daqu memberikan bantuan berupa seribu masker dan barang kebutuhan pokok. ‘’Insya Allah pada tahap selanjutnya kami akan memberikan bantuan perlengkapan ibadah dan sekaligus menggelar aksi bersih-bersih mushalla dan masjid agar warga bisa kembali melaksanakan ibadah,’’ papar Hendra semangat.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,“ begitu pesan Rasulullah. Selamat Tahun Baru 2011, semoga kita menjadi bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain. (abi)
Â