Ba'da sholat Ashar adalah waktu yang kerap dimanfaatkan untuk berburu makanan berbuka puasa, atau sering disebut takjil. Mengingat, saat ini masih dalam suasana Ramadan.
Akan tetapi, hidangan santap berbuka bagi anak-anak yatim dari Yayasan Mulia Insan, Jalan Raya Mauk, Desa Gintung Bambu, Kecamatan Sukadiri, Tangerang, lebih terasa manis dengan kehadiran Mobile Qur'an (Moqu). Pasalnya, senja kemarin, Kamis (23/6) Tim Moqu hadir dan menghibur anak-anak yatim di sana.
"Diawal kedatangan kami, sedikitnya 30 anak yang berusia sekitar lima hingga sepuluh tahun sudah memadati lokasi. Tak lupa, beberapa ibu mereka pun terlihat antusias menuggu dimulainya acara" kata Koordinator Moqu, Dena Fadillah.
Alhamdulillah, pada pukul 16.00 waktu setempat, acara yang ditunggu-tunggu akhirnya dimulai. Lesu dan lemas seakan bukan menjadi tandingan mereka.
Karena, suara pendongeng yang dibantu dengan pengeras suara saja, kalah telak dibanding seruan para peserta tatkala menjawab salam. Menjelang dimulainya dongen, anak-anak yang penasaran segera merapat ke depan, nyaris berdesak.
Bagai dua mata pisau yang berbeda, suasana hening menyelimuti lokasi saat dongeng akan segera dimulai. Akhirnya, pendongeng Moqu pun memulainya.
Dengan materi, motivasi menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Pendongeng memberikan perbandingan, antara anak berbakti dan durhaka.
Nampak khusyuk anak-anak mendengarkan dongeng kali ini. Namun, gelak lucu sang pendongeng kian menjadi pencair suasana. Ditambah, kehadiran Si Otan, boneka monyet yang dibawakannya seakan ikut memberikan keceriaan.
Bahkan, banyak peserta dibuatnya tertawa terpingkal-pingkal. Dena berkata, "beberapa Games pun kami sertakan untuk menambah meriahnya acara."
Beberapa peserta juga menunjukkan kebolehannya di hadapan sang ibu dan teman-temannya. Dan, mereka yang berani pun mendapat hadiah dari Tim Moqu.
Di akhir sesi, pendongeng menguras perasaan peserta dengan Muhasabah. Langit yang mulai redup, menambah syahdu suasana kala itu.
Banyak anak-anak yang meneteskan air matanya, bahkan sampai menangis tersendu-sendu. Atmosfir riang dan ceria berganti menjadi lebih kelabu, dengan isak tangis para peserta.
"Kami berharap, dengan pendekatan seperti ini dapat meningkatkan kebaktian mereka kepada orang tua, khususnya Ibunya. Agar mereka menjadi anak yang sholeh dan sholehah," imbuh Dena.