"Sejak awal direncanakan pembangunan Kampung Qur'an di Bobanehena, Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Alhamdulillah, kami pun mulai menggagas pendirian Radio Daarul Qur'an di sini," kata Ustad Nur Aryatno.
Itulah ungkapan dari pembina Kampung Qur'an Bobanehena, Jailolo, yang menjadi penjelas bahwa PPPA Daarul Qur'an sangat konsen menyebarkan dakwah hingga pelosok Indonesia. Sebagaimana visinya sendiri untuk membangun Indonesia dengan Alqur'an.
Jika berbicara tentang radio, di Maluku sana, khususnya jailolo, memang masih sangat minim akan kanal-kanal radio yang telah mengudara. Berbeda dengan Ibu Kota Jakarta, tak hanya populasinya yang sudah penuh sesak, namun frekuensi radio pun sangat rapat.
Sejak awal direncanakan, Radio DaQu telah mengemban amanah besar. Seperti yang dijelaskan oleh Ustad Nur Aryatno, atau lebih akrab disapa Ustad Aryo.
Ia berkata, "berdirinya Radio DaQu adalah sebagai salah satu sarana dakwah Daarul Qur'an, karena luasnya daerah Halmahera ini, ditambah lagi kanal radio masih sedikit. Maka, kami pun bergerak dengan media untuk menebar Syiar Islam."
Pria asli Temanggung, Jawa Tengah ini mengatakan, Alhamdulillah, berkat izin Allah, usaha kami, dan tentunya do'a para jama'ah, Radio DaQu sudah mengudara. Terhitung sejak sebulan terakhir ini.
Masyarakat Halmahera dan sekitarnya dapat mulai mendengarkan siaran di Radio DaQu sejak pukul 18.00 hingga 06.00 waktu setempat. Arahkan radio ke frekuensi 99.0 FM, dan Radio DaQu sudah mulai dapat dinikmati.
"Alhamdulillah respon masyarakat sangat positif. Sejak awal On Air, sudah banyak yang mendengarkan, request lagu-lagu Islami, hingga kami pun langsung berkomunikasi dengan mereka," jelas Ustad 26 tahun tersebut.
Ustad yang pernah mengenyam nikmatnya berdakwah di Kampung Qur'an Merapi ini pun menambahkan, masyarakat dapat mengaji dan mengenal Daarul Qur'an via Radio ini. Karena, di sini terdapat ceramah-ceramah Ustad Yusuf Mansur, lagu-lagu Islami, hingga Talk Show dengan pemilik Yayasan.
Dengan empat rekannya, ia berharap Radio DaQu dapat menjadi pionirnya sarana dakwah di Halmahera Barat, terlebih di seluruh Halmahera, bahkan di Maluku Utara. Agar catatan Indonesia sebagai negara dengan Muslim terbanyak tidak hanya sekedar predikat, namun dapat dibuktikan dengan ilmu dan Akhlaq yang mulia.