Sempat berpikir, bagaimana jalan perjuangan para guru yang setia mengajar dari jenjang sekolah dasar, bahkan sejak zaman Taman Kanak-kanak. Pahit, manis, getir mungkin akrab dengan mereka di setiap harinya. Atau bahkan lebih didominasi batu karang yang terjal.
Namun, sejauh kita membayangkan dan memahaminya, tak akan pernah mengerti alasan mereka segigih itu. Karena hal tersebut hanyalah mereka dan Allah yang mengetahuinya.
Alhamdulillah, agar jasa para pendekar ini tak pernah dilupakan, PPPA Daarul Qur'an hadir ditengah mereka dengan program Simpatik Guru. Memang, tak sedikitpun menggantikan setetes pun peluh keringatnya, namun setidaknya, program ini dapat memuliakan mereka dan keluarga.
Koordinator Simpatik Guru, Abdi Husni Dermawan berkata, "Simpatik Guru adalah program bantuan bisyarah kepada para guru ngaji, TPA, TPQ, MI, dan sejenisnya, dengan harapan sebagai sebuah dukungan dari PPPA Daarul Qur'an, bagi mereka yang telah berjihad memperjuangkan Alqur'an."
Ia menambahkan, ini merupakan sebuah tanggung jawab dari PPPA Daarul Qur'an untuk menghormati para orang-orang yang telah ikhlas berdakwah. Bukan hanya itu, ia berharap juga mereka mempunyai visi yang sama dalam menyebarkan pandidikan Alqur'an. Ditambah, keinginan mereka untuk meningkatkan kapasitas para guru melalui pendampingan yang dilakukan di program simpatik guru.
Pilu memang, jika kita melihat nasib sebagian pengajar yang bergelut di daerah, khususnya. Maka, usaha PPPA Daarul Qur'an selama tiga tahun di program ini tengah di Up Grade, dengan harapan dapat menjamah seluruh pelosok negeri.
"InsyaAllah, kami akan launching program nasional, semoga Allah memberikan izin-Nya. Dalam jangka waktu dekat ini, kami akan membuka penerimaan simpatik guru yang dilaksanakan serentak di seluruh provinsi di Indonesia," tutur Abdi.
Hanya saja, konsepnya berbeda, mereka akan mengundang para aktifis, plagiat sosial, tokoh masyarakat, mahasiswa hingga pengurus pemerintahan untuk mendaftarkan siapa saja yang masuk dalam kategori pendakwah Qur'an.
Biasanya, lanjut ia, mereka yang ikhlas enggan untuk mendaftarkan dirinya, jadi kita mencoba menariknya melalui masyarakat. Mereka mentargetkan 300 orang dapat menjadi penerima di tahun pertama ini, lalu 600 dan 1000, hingga tiga tahun kedepan. Dan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.
Pria 24 tahun ini pun menuturkan, hingga kini, sedikitnya tercatat 90 orang dari 24 lembaga dan personality di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Sukabumi serta Palembang, menjadi penerima bantuan ini.
"Alhamdulillah, mereka sangat bersyukur karena merasa diperhatikan oleh PPPA Daarul Qur'an, disamping perhatian pemerintah belum sepenuhnya menyentuh hingga titik itu," imbuh lelaki kelahiran Medan tersebut.
Dari program ini, ia dan semua rekan PPPA Daarul Qur'an berharap, dakwah DaQu Methode dapat menjadi Syiar dakwah Islam pertama di Indonesia. Serta, mendukung siapapu yang hendak melakukan pergerakan yang serupa.
Untuk mewujudkan semua itu, PPPA Daarul Qur'an kini tengah melakukan Monitoring Evaluasi atau Monev. Artinya, mengamati dan melakuka evaluasi terkait perkembangan program yang sudah berjalan dilapangan, apakan sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) atau tidak. Maksudnya, agar tidak terjadi ketidaksesuaian di lapangan.
Seperti halnya dengan program Simpatik Guru ini, renovasi habis-habisan tengah dilakukan. Tentunya dengan tujuan untuk memuliakan para pendakwah Alqur'an di seluruh Indonesia.