Wajah Ipah tersenyum kembali dengan sumringah. Ia tengah menyambut kendatangan tim Santri Siaga Bencana (SIGAB) di depan rumahnya. Tanpa diduganya, tim SIGAB membawa serta peralatan dapur.
"Alhamdulillah, akhirnya bisa masak," benaknya, bernafas lega.
Ia bersyukur, banyak bantuan logistik yang ia terima, namun tak satu pun bisa diolahnya menjadi makanan. Mengingat, rusak dan hanyut peralatan dapurnya bersama air bandang.
Tak ayal, selama ini warga mengandalkan suplay makanan dari dapur umum. Kini, para ibu tidak akan kebingungan lagi, untuk memasak. InsyaAllah, sudah bisa beraktifitas kembali di dapur. Karena, perlengkapan dapur seperti, kompor gas, tabung gas, kuali, panci, langsung, codet, centong, gelas, piring, mangkok, teko plastik, sendok maupun garpu telah tersedia.
Masih teringat jelas dalam ingatan Ipah, bagaimana sungai meluap. Dan, air bandang mulai menyusupi seluruh bagian rumah satu-satunya yang dimiliki Ipah. "Syukurlah, saya masih selamat," ungkapnya.
"Alhamdulillah, sebanyak 28 KK di Jl Rengganis, RT 01 dan 03 RW 01, Kel Paminggir, Kec Garut Kota, Kab Garut, telah menerima peralatan dapur," ujat Koordinator SIGAB, Didi Kurniawan.
Alhamdulillah, atas izin Allah SWT dan dukungan donatur PPPA Daarul Qur'an, tim SIGAB bisa hadir sejak H+1 bencana terjadi. Berupaya selalu mendampingi warga mendapatkan suplay kebutuhan dasar. Termasuk, menyiapkan program jangka panjang untuk warga bantaran Sungai Cimanuk.
Hal tersebut dilakukan, lanjut ia, agar program PPPA Daarul Qur'an tidak hanya sekedar charity. Melainkan, memacu warga untuk bangkit dan hidup lebih baik pasca peristiwa memilukan malam 20 September lalu.
Ia berharap, dengan bantuan alat masak ini, warga bisa kembali masak di rumah. Bahkan, bisa saling bahu-membahu mensuplai makanan di dapur umum untuk warga lainnya.