Gempa Aceh yang terjadi beberapa hari lalu, memberikan luka yang dalam untuk Indonesia. Ratusan warga meninggal dunia dan lainnya mengalami luka-luka.
Tak hanya itu, para ayah harus berjuang lebih keras untuk memberikan kebutuhan sehari-hari untuk keluarga. Mencari saluran bantuan ataupun mengais di sisa-sisa reruntuhan rumah mereka.
Anak-anak dipaksa mengingat peristiwa yang mengerikan itu setiap hari, setiap mata terpejam. Mengingat, gempa itu terjadi dini hari, saat semua orang terlelap dalam mimpi-mimpinya.
Air mata tak hanya mebanjiri Aceh, tetapi Indonesia. Termasuk yang dirasakan PPPA Daarul Qur'an. Tak bisa berdiam begitu saja, SIGAB segera mempersiapkan seluruh peralatan dan kebutuhan bantuan bencana. Baik, kebutungan pangan, sandang maupun medis.
Alhamdulillah, beberapa waktu kembudian tim SIGAB melangkahkan kaki menuju Aceh. Menghilangkan getir, jika terjadi gempa susulan. Karena saat ini, saudara tanah air membutuhkan SIGAB di sana.
"Alhamdulillah, kemarin tim pertama tiba di Pidie Jaya dan segera mencari lokasi untuk mendirikan Posko SIGAB PPPA Daarul Qur'an," jelas Program Officer, Jay Jahidin.
Ia menyebutkan, Kampung Kuta Pangwa, Kecamatan Ringgading, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh menjadi lokasi posko SIGAB, hingga beberapa waktu ke depan. Tercatat, lebih dari 15 warga di sana meninggal dunia dan 80 persen bangununan dalam kondisi rusak parah atau roboh semua.
Kemudian, secepatnya tim mendirikan dapur umum, untuk memenuhi kebutuhan utama warga di sana. Termasuk, memeriksa kebutuhan primer.
