Hari mulai siang, hampir pukul 9 pada hari Ahad (1/1) lalu, di Alun-Alun Kidul (Selatan) Yogyakarta. Pergantian malam tahun baru menyisakan sampah yang berserakan. Sampah-sampah plastik bekas makanan terlihat tergeletak ditinggalkan pemakannya. Kertas-kertas bekas terompet juga, botol minuman, koran alas duduk, semuanya bertebaran tanpa ada yang memperhatikan.
Para wisatawan sudah berdatangan memasuki area alun-alun yang kotor. Seperti tak peduli dengan banyaknya sampah di sana, para wisatawan itu tetap asyik memejamkan mata sambil berjalan menuju pohon beringin tua, yang mitosnya bisa mengabulkan permintaan.
Di satu sudut alun-alun, tiga orang ibu dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Yogyakarta dengan sapu lidi membersihkan sampah-sampah itu. Sampah-sampah yang terlalu banyak itu agaknya sulit untuk diselesaikan dalam waktu yang cepat. Mereka harus membersihkan tempat ini dengan cepat mengingat akan ada lebih banyak wisatawan di liburan tahun baru ini. Sudah setengah jam membersihkan, tapi seperempat sampah pun belum terselesaikan.
Sampai tiba Tim Program PPPA Daarul Qur’an di sana bersama delapan orang relawan KASIH (Kampung Bersih) di Alun-Alun Kidul. Awalnya kegiatan bersih-bersih ini akan dilakukan di area Tugu Yogyakarta, namun sebuah informasi didapatkan bahwa Alun-Alun Kidul dan Malioboro masih dipenuhi sampah.
Sebelum membersihkan alun -alun, delapan orang relawan berseragam merah itu segera mengambil air wudhu dan sholat Dhuha di Masjid Gede Kauman. Setelah itu segera mereka menyabet batang sapu lidi menyusur setiap sudut alun-alun mengorek sampah yang tercecer dimana-mana.
Tak sampai dua jam aksi Kampung Bersih (KASIH) kali ini berjalan dengan lancar. Tak kurang dari lima karung trash bag besar penuh dengan sampah-sampah plastik terkumpul. Sampah-sampah itu siap dipindahkan menuju tempat pembuangan sampah sementara, sebelum diangkut menuju TPA Piyungan. Alun-alun sudah kembali hijau dengan rumput-rumputnya. Para wisatawan sudah lebih nyaman untuk berjalan-jalan.
“Kami berterimakasih sekali kepada Tim PPPA Daarul Qur’an atas aksi Kampung Bersih di Alun-Alun Kidul. Jujur kami kewalahan juga menangani sampah tahun baru ini,” ungkap Pak Sudiyono, mandor DPU yang bertugas mengurus sampah-sampah bekas perayaan tahun baru di Kota Yogyakarta.
Ia juga menyampaikan terimakasih atas kedatangan Tim KASIH yang memperbanyak jumlah personil pembersih sampah. Banyaknya orang yang ingin liburan cukup berpengaruh terhadap jumlah personel pembersih sampah DPU. Bisa jadi bila tak ada relawan KASIH, proses pembersihan sampah ini belum juga akan selesai sampai waktu sholat dhuhur tiba.
Alhamdulillah, KASIH menjadi perantara PPPA Daarul Qur’an untuk peduli menjaga lingkungan. Ketika tak banyak yang peduli dengan sampah, bahkan membuang sampah sembarangan, KASIH hadir sebagai solusi. KASIH juga sebagai wujud penerapan sunnah: “kebersihan adalah sebagian dari iman”.
Semoga dengan KASIH semakin meluaskan dakwah Islam, secara internal dapat menguatkan Daqu Method pada diri relawan. Kemudian bagi masyarakat harapannya program ini dapat menginspirasi untuk senantiasa menjaga lingkungan
