Palestina - Musim dingin mencapai 2 derajat celcius tak menyurutkan semangat santri-santri yang tinggal di Jalur Gaza, Palestina untuk mengikuti ujian akhir hafalan Alqur'an. Persaingan yang ketat membuat para santri makin semangat menyetorkan hafalannya kepada penguji.
Blokade dan hidup di bawah jajahan, ketertindasan, bahkan krisis ekonomi bukanlah penghalang bagi anak-anak Gaza untuk setiap saat membaca, mencintai dan menjaga Alqur'an. Sebab, mereka meyakini Alqur'an akan menjadi penolong dari panasnya api neraka.
Kabar gembira pun datang, ratusan santri lulus dalam ujian hafalan 5 juz tersebut. Sejak September 2013 lalu, PPPA Daarul Qur'an merealisasikan pembangunan Graha Rumah Tahfizh di Jalur Gaza, Palestina, keberadaan Graha Tahfizh tak lepas dari dukungan masyarakat yang berhasil dihimpun melalui PPPA Daarul Qur'an. Sekitar 40 anak-anak Gaza kini sudah berhasil menjadi hafidz Qur'an 30 juz.
Lamaa Jamal (16), salah satu dari ratusan santri Daqu Palestina yang telah menghafal 30 juz mendapat hadiah Alqur'an dan alat tulis dari sang ibu yang kala itu berkaca-kaca lantaran bangga menyaksikan anaknya bisa menghafal 30 juz, kebahagiaan itu mengalahkan duka peperangan yang pernah dirasakan. Masih banyak lagi anak-anak Gaza seperti Lamaa yang saat ini sudah menghafal 30 juz.
Graha Rumah Tahfidz Palestina adalah upaya mencetak generasi muda yang cinta Alqur'an. Ini juga merupakan salah satu program penyaluran dana sedekah yang telah diamanahkan masyarakat melalui PPPA Daarul Qur'an. Bahagianya amal kebaikan anda yang telah membentang hingga Palestina, ratusan anak telah menjadi penghafal Al Qur'an. Karena sejatinya kebaikan itu harus terus menggentarkan hati, semoga keberkahan untuk anda dan keluarga.