Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Rahasia Sepotong Senja di Bobanehena

08 February 2017
Image

Bobanehena, Maluku Utara - Gemercak ombak menghempas karang-karang di tepian pantai. Di atas karang, bocah lelaki dan perempuan tengah asyik membaca Alqur'an. Pelan-pelan matahari turun, menuju senja. Warna jingga menyeruak dari ujung barat lautan. Bocah-bocah itu makin larut dalam kalimat-kalimat yang mereka ulang.

"Paling senang belajar di pinggir pantai karena hafalannya lebih cepat masuk ke otak," ujar Istiqomah (13) dengan logat Halmahera. Dia merupakan salah satu santri yang tengah menghafal juz 30.

Sesekali anak-anak itu membuka Alqur'an yang ada di tangannya. Melihat sekilas, lalu menutupnya kembali. Alqur’an itu lembarannya tak lagi tampak mulus, warnanya pun telah menguning, mungkin Alqur’an yang sering dipakai santri warisan orang tua.

"Blass," satu orang dari mereka tercebur ke laut. Bocah laki-laki itu saking asyiknya menghafal, jadi lupa batu karang yang dia pijak licin. Sontak, gelak tawa teman-temanya pecah. Allah memang Maha Penyayang, anak-anak yang khusyuk dalam lantunan ayat suci itu butuh hiburan dan kebahagiaan sederhana.

Sebelum bencana datang pada November 2015 lalu, agama hanyalah sebuah kata yang tercantum di kolom KTP. Tak peduli masyarakat muslim (orang Islam) ataupun non muslim di daerah ini setiap harinya mabuk-mabukan. Jangankan hafal Qur'an, mengaji saja mereka tak bisa. Sholat wajib pun tak pernah mereka kerjakan.

Lewat lindu, Tuhan semesta alam ini menegur masyarakat di sana. Lebih dari 300 rumah luluh lantak oleh gempa berkekuatan 4,5 skala richter itu. Umat Islam di sana sadar, mereka sudah memunggungi ajaran Allah.

Tim Santri Siaga Bencana (SIGAB) PPPA Daarul Qur'an hadir untuk membantu korban gempa. Tak hanya membangun kembali 200 rumah, tim SIGAB ini juga mendirikan lima saung untuk anak-anak mengaji dan menghafal Qur'an.

Kini, Bobanehena tak lagi dikenal sebagai daerah pemabuk. Usai gempa, daerah ini jadi kampung wisata religi dengan anak-anak penghafal Qur'an di setiap sudut kampung.

"‎Alhamdulillah, sejak PPPA Daarul Qur'an hadir, desa ini tak lagi banyak pemabuk. Mereka malu, khususnya orang tua muslim yang anak-anaknya mengaji di sini," kata Ustadz Sofyan, pengasuh santri yang mewakafkan sebagian tanahnya untuk Kampung Qur'an Bobanehena.

Ada senja yang tak bisa dibeli di pantai manapun juga. Sebab, bukan sepotong senja di pantai yang nakal dipenuhi pemandangan menambah dosa. Di sini, senja indah itu disyukuri dengan lantunan ayat-ayat suci Alqur'an.

Serupa dengan kehidupan anak-anak biasanya, hanya saja para santri penghafal Alqur'an ini bangun lebih awal. Sebelum fajar berubah jadi pagi, mereka sudah berwudhu dan bergegas salat shubuh berjamaah.

Mata mereka masih sayu, sesekali menguap. Namun, kantuk tak jadi halangan. Mereka juga tak memikirkan harus lanjut bersekolah pukul 06.30 WIT. ‎Yang penting cita-cita menghafal 30 juz bisa terlaksana, biar bikin bangga keluarga.

"Mau bahagiakan orang tua, mau mendapat keberkahan dari Allah. Supaya semua cita-cita bisa tercapai," kata Fardian (15) ‎yang punya impian jadi dokter setelah hafal 30 juz.

Usai salat Maghrib berjamaah, mereka mendendangkan shalawat ditingkahi derik jangkrik. Agar sempurna hari-harinya, mereka khidmat mengikuti pengajian hingga selesai shalat Isya berjamaah.

Ada kabar gembira untuk memudahkan para santri menghafal Qur’an. PPPA Daarul Qur'an memproduksi Alqur’an hafalan khusus untuk menghafal. Pada 2017 ini, PPPA menargetkan distribusi 40 ribu Qur’an ke seluruh jaringan Rumah Tahfizh dan Kampung Qur’an.

Semangat mencetak lebih banyak penghafal Qur’an mendasari program "Sejuta Qur'an Hafalan". Pengadaan Qur’an ini melibatkan masyarakat luas yang ingin berpartisipasi, melalui sedekah Qur’an.

"Nilai 1 Qur'an hafalan untuk santri penghafal Qur'an sebesar Rp55 ribu, target setiap bulan kami akan distrubusi sebanyak 3 ribu Qur'an ke seluruh jaringan Rumah Tahfizh dan Kampung Quran," ujar Ustadz Solehuddin Pengasuh Rumah Tahfizh Center.

InsyaAllah, semangat kebaikan ini akan menjadi ladang amal para donatur. Sebab, setiap bacaan Qur’an yang dilantunkan para santri akan mengalirkan pahala tiada henti.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda