Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Setelah Jalan Menikung

15 February 2017
Image

Dua anak muda tergopoh mencari beberapa batu besar di pinggir jalan. Dua tiga batu pecah tak kuat menahan berat satu mobil besar berwarna merah marun. Batu hitam terakhir bercampur keringat dingin agaknya cukup keras menahan beban mobil yang berhenti di jalan menanjak setelah tikungan perjalanan Wonosobo – Dieng. Satu orang supir langsung mengambil kemudi, tancap gas, derum mesin mengepulkan asap hitam. Mobil menanjak pelan, bau kampas kopling terbakar tertinggal bersama satu tim yang menjadi “Juru Ganjal” mobil tadi.

Masih pagi, kabut masih lembab di sepanjang perjalanan Mobile Qur’an (MOQU) PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta menuju Dieng pada Kamis (9/2) lalu. Perjalanan cukup sepi namun menantang. Tikungan, curam, dan tanjakan sepanjang perjalanan cukup sering membuat menghela nafas. 4,5 jam perjalanan dari Kota Yogyakarta, menuju Desa Tieng di lereng Gunung Prahu, Mobile Qur’an sampai di SMP Muhammadiyah 6 Wonosobo.

Seorang guru menjemput kami di simpang jalan, mengarahkan mobil kami yang sempat tersesat menuju sekolah. Beberapa guru takzim menyambut kedatangan kami. Para murid mulai keluar kelas, beberapa tanpa sepatu karena akrab dengan tanah gunung yang dingin. Naas, MOQU tak bisa masuk. Pintu gapura sekolah terlampau pendek untuk MOQU yang super tinggi.

Pertunjukan tetap harus dilaksanakan. Perlengkapan darurat sudah disiapkan. Para siswa laki-laki satu per satu membantu membawa setiap peralatan yang dibutuhkan. Layar proyektor dibentangkan. Sound system dinyalakan. Hadiah-hadiah disiapkan. Hati dan pikiran disatukan. Semua duduk bersila dengan rapih di dalam masjid sekolah, bersiap mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh Kak Maria, trainer MOQU.

Peluh menetes, baju seragam Tim Program MOQU dan para siswa laki-laki sama basahnya menyiapkan aksi. Menyambung nafas, sejenak kemudian sepi pecah oleh riuh tawa ice breaking. Aksi MOQU mengaduk perasaan. Sejenak lalu berganti serius dengan materi keutamaan para penghafal Alqur’an.

Air mata menderas bersama hujan yang baru saja turun. Hati tiba-tiba menjadi haru. Kak Maria tengah mengajak mereka kembali mengingat orang tua. Juga mengingat kembali dosa-dosa sengaja atau tidak yang dilakukan pada kedua orang tua. Penyesalan muncul satu per satu. Riuh berganti hening.

Masih pantaskah melukai hati orang tua dengan perkataan kasar? Kak Maria menggugah hati para siswa. Penyesalan tiada guna bila tidak segera diperbaiki. Menghafal Alqur’an adalah salah satu caranya. Sebuah mahkota dan jubah kemuliaan akan menjadi persembahan terbaik untuk orangtua para penghafal Qur’an kelak di akhirat. Tentu surga adalah sebaik-baik balasan juga persembahan untuk keduanya yang telah begitu banyak berkorban untuk anak-anaknya.

Aksi MOQU ditutup dengan panjatan doa untuk semua orang tua, berharap kasih sayang bisa terbalaskan dengan akhlak terbaik anak-anaknya. Hujan turun bersama doa yang naik ke langit, berharap ijabah dalam sapuan air mata terakhir para siswa mengaminkan semua hajat.

Bersama gerimis, Tim MOQU kembali mengemasi perlengkapan aksi. Seragam Tim MOQU kembali basah keringat dan kehujanan di SMP Muhammadiyah 6 Wonosobo. Keringat Tim MOQU sepanjang perjalanan menuju Tieng, Wonosobo, adalah sedikit ikhtiar mengakrabkan anak-anak kepada Alqur’an. Jauh dekatnya jarak telah hilang untuk langkah mendawamkan Alqur’an hingga pelosok tujuan, meski setelah banyak jalan menikung para pendakwah.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda