Kala itu, Satiman (51) menderita panas tinggi. Usianya masih balita, sekitar tiga tahun. Orang tua yang terbelit hutang, tak mampu membawanya ke Puskesmas apa lagi rumah sakit. Sejak saat itu, Satiman mengalami kebutaan.
Sedari kecil, Satiman sudah terbiasa mencari cara agar tetap bisa berjalan tanpa menabrak walau pandangannya gelap. Kondisi keuangan keluarga yang tak bisa diharapkan, membuatnya mandiri dan dewasa sebelum waktunya. Pahit dan manisnya hidup pun telah ia lewati.
Satiman sempat sukses jadi tukang urut. Bagaimana tidak, dalam satu hari, ia bisa melayani delapan pelanggan. Namun kini dalam satu minggu, mencari satu pelanggan saja rasanya sulit. Maraknya tempat pijat modern yang menawarkan "plus-plus", membuat usaha pijat tradisional Satiman perlahan tenggelam hingga akhirnya ditinggalkan.
Hidup Satiman pun jadi tak karuan. Istrinya yang selama ini dianggap begitu setia, akhinya meninggalkannya. "Saya ajak tinggal di kontrakan bantu saya ngurut. Eh dia malah bawa pergi istri saya," ujarnya dengan wajah tanpa ekspresi.
Satiman kini benar-benar sendiri. Hanya tongkat yang jadi sahabat perjalanannya. Ia punya tiga anak yang sudah menikah, tapi satupun tak bisa membantunya. Satiman tak punya uang sama sekali, buat makan sehari-hari saja ia kesulitan. Ditambah, uang kontrakan yang biayanya semakin mahal.
Satiman akhirnya memutuskan datang ke Layanan Mustahik PPPA Daarul Qur'an di Kawasan Ciledug, Tangerang. Ia berharap dipinjamkan modal usaha untuk jualan kerupuk di daerah sekitar kontrakannya di Meruya, Jakarta Barat. Meski penuh keterbatasan, semangat mencari rezeki yang halal ia lakoni. Satiman tak mau mengadah tangan dengan meminta-minta.
Mendengar cerita Satiman, Rojali yang merupakan Koordinator Layanan Mustahik PPPA Daarul Qur'an pun terenyuh, bantuan dari amanah donatur pun disalurkan kepada laki-laki paruh baya yang tak pernah lepas dari tongkatnya itu. Modal usaha diberikan untuk Satiman berjualan kerupuk Palembang, dengan harapan dapat menyambung hidup Satiman.
"Mudah-mudahan dengan bantuan ini, Pak Satiman bisa kembali semangat bekerja. Sehingga dia bisa bangkit dari masalah hidupnya dan menjalani kehidupan yang lebih baik," tutur Rojali.
Begitulah sisi lain yang dijalankan PPPA Daarul Qur'an dalam mengelola dana sedekah. Layanan Mustahik diharapkan bisa meringankan beban dan merubah kehidupan yang jauh lebih baik bagi kaum dhuafa seperti Satiman. Memberikan modal usaha agar mereka bisa lebih mandiri. Bisa jadi, ada ribuan Satiman di luar sana atau ada yang lebih berat beban hidupnya.
Tak lupa, Daqu Method pun diselipkan kepada para mustahik yang datang ke PPPA Daarul Qur'an. Tujuannya agar jangan sampai mereka yang sudah kekurangan finansial, juga rendah keimanannya, jauh dari Allah dan Alqur'an.
Terima kasih kepada para donatur yang sudah bersedekah melalui PPPA Daarul Qur'an. Doakan kami amanah dan istiqomah di jalan kebaikan. Semoga sedekah anda semua, menjadi penyempurna ibadah dan pendorong terkabulnya doa. Aamiin.
Berita lainnya
22 July 2019
Keutamaan Surat Al-Fatihah
22 July 2019