Hujan baru saja reda saat tim Mobile Qur’an (MoQu) PPPA Daarul Qur’an menyisiri jalan-jalan yang berlubang dan berbatu lantaran tak kuat menahan truk-truk pabrik yang hilir mudik. Kubangan air yang tampak seperti kolam ikan di tengah jalan masih menyisakan bekas percikannya di badan mobil MoQu saat tiba di Kampung Ranca Gede, Desa Munjul, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Senin (29/5).
Setelah melewati gang-gang tak beraspal, tibalah tim MoQu di TPA As Sidiq. Sembari menanti adzan Ashar berkumandang, Ustadzah Enay yang merupakan guru ngaji di TPA tersebut tengah menyiapkan halaman depan rumah untuk disulap menjadi tempat aksi MoQu. Sang anak yang masih sekolah PAUD dengan setia membantu Enay.
Tilam-tilam telah membentang rapi. Para santri akan berkumpul dan duduk manis di atasnya. Sebelum menggelar aksi, tim MoQu pun bersiap untuk melaksanakan salat Ashar terlebih dahulu. “Anak-anak (santri) biasanya ramai setelah Ashar. Kalau mau salat di belakang rumah ada masjid,” ujar Enay.
Saat tim MoQu pulang dari masjid, para santri sudah berkumpul mengerumuni mobil MoQu. Mereka tampak penasaran dengan kecanggihan mobil yang berisi perpustakaan lengkap teknologi digitalnya. “Lihat, ada tivinya,” teriak salah seorang bocah saat pintu belakang mobil MoQu dibuka.
“Bisa nonton gak?” saut santri lainnya yang semakin penasaran. Arahan dari Enay membuat para santri yang penasaran berbaris rapi di belakang mobil MoQu di atas tilam yang telah disediakan. Komputer pun dinyalakan, sound system telah disiapkan. Tim MoQu bersiap menjawab pertanyaan para santri yang penasaran.
Aksi MoQu dimulai. Setelah perkenalan, tim mengajak para santri nonton bareng kisah-kisah Islami yang ada di layar komputer dalam mobil MoQu. Pun saat mendengar cerita tentang Ahmad dan Lampu Ajaib yang menceritakan kisah seorang anak sholeh, beriman, rajin beribadah dan hafal Qur’an.
Para santri pun termotivasi untuk jadi hafizh Qur’an. Mereka ingin memberikan mahkota dari cahaya dan mengajak kedua orang tua ke surga seperti keinginan Ahmad dalam kisah tersebut. Tim MoQu juga mengajak santri untuk menghafal bersama.
Melalui metode One Day One Ayat (ODOA) para santri dengan mudah menghafal Surat As Saff ayat 1. Para santri tak memerlukan waktu lama untuk mengingat ayat yang menjelaskan tentang keperkasaan dan kebijaksanaan Allah yang lebih dari siapapun.
“Alhamdulillah, setelah mengenal metode ODOA menghafal Qur’an jadi sangat mudah bagi mereka. Tinggal bagaimana mereka konsisten menghafal. Tentunya harus dibantu ayah, ibu dan guru ngajinya. Hingga kelak nanti akan lebih banyak lagi hafizh dan hafizah di pinggiran kota ini,” ujar Alif, Koordinator Tim MoQu PPPA Daarul Qur’an.
Langit pun mulai jingga, tanda waktu Maghrib segera tiba. Para ibu sudah mulai menyajikan hidangan untuk berbuka puasa di meja makan rumah masing-masing. Keceriaan para santri yang terpesona dengan hadirnya MoQu mengalihkan rasa lapar dan haus berpuasa. Mereka pun pulang dengan senyum sumringah berharap bisa seperti Ahmad yang memberikan mahkota untuk orang tua.