Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Fatimah dan Anak-anak yang Dijaga

04 June 2017
Image

Seorang wanita berkerudung menghampiri Tim Mobile Qur'an (MoQu) yang sudah sepuluh menit menanti di jalanan Bantul, Ahad, (30/5). Usianya mungkin baru sekitar 30 tahun, ia tersenyum lebar mengerutkan ujung-ujung matanya bahagia.

Fatimah namanya, seorang bidan yang berhenti karena memilih berdakwah. Selesai berkenalan, ia terburu-buru menuju rumahnya, hanya lima meter dari masjid yang akan dikunjungi tim MoQu sore itu.

"Maaf, saya mau matiin kompor dulu. Tadi saya ngrebus air sebelum ke sini,” tukasnya  terburu sembari menstarter motor bebeknya.

Kami mengikuti dari belakang. Mobil MoQu sedikit terhuyung lantaran jalanan yang tak cukup lebar. Inilah kampung Gesikan, sebuah kampung di ujung Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Tim pun sampai di rumah Fatimah yang persis di depan masjid. Anak-anak telah berkumpul hendak mengaji dan menunggu takjilan. Seketika mereka berseru sambil bertepuk tangan melihat sebuah televisi dan tatanan buku-buku bacaan di mobil MoQu yang memang mengesankan.

MOQU bertema birrul walidain hari itu berhasil menyentuh kalbu hingga tertinggal tetes-tetes air mata sebagai saksi. Tangisan mereka, sebab mengingat kembali pentingnya mengaji sebagai bentuk cinta kepada orangtua, terhenti oleh segelas air teh hangat dan sebungkus cemilan pembuka puasa sore itu.

Fatimah, ia rupanya menyiapkannya sendirian. Kecuali camilan yang “urunan” masyarakat sekitar.

Sedikit aneh dari masjid-masjid lain, di sini, tak ada remaja masjid yang sibuk menyiapkan hidangan berbuka. Hanya dua orang ibu yang sibuk wira-wiri. Fatimah dibantu teman yang baru dikenalnya mengajar TPA. Saat Ramadan ini pun, ia hampir mengelola seluruhnya.

Sudah 2,5 tahun sejak suaminya mengalami kanker getah bening, Fatimah mengurus TPAnya sendiri. Ia harus sering bolak-balik rumah sakit dan rumah terapi demi kesembuhan suaminya. Sampai suatu hari Fatimah memutuskan menutup praktek bidannya. Meski begitu, ibu tiga anak ini terus mempertahankan TPA untuk anak-anak di kampungnya.

Dakwahnya kepada para ibu dan bapak tak menunjukkan hasil yang signifikan, sehingga tak ada alasan untuk menghentikan TPA. Meski kerepotan mengurus suami juga ketiga anaknya, Fatimah masih memikirkan nasib anak-anak di kampung. Ia berharap melalui anak-anak itulah kelak kampungnya akan berubah lebih baik.

Bermula dari sepuluh santri, kini sudah ada 50 santri yang turut belajar Iqro'. Meski masih terbata, Fatimah punya mimpi besar, geliat Qur'an di kampungnya segera berubah menjadi bacaan-bacaan merdu Alqur'an. Ia juga berharap, masjid dari tanah wakaf tetangganya yang ia usahakan bisa berdiri, kelak akan menjadi pusat pendidikan Islam. Dimana setiap orang akan ringan melangkah shlat berjamaah dan hadir di majelis ilmu.

"Di sini masih susah untuk salat. Bahkan ketika saya undang untuk kajian tiap bulan hanya sedikit sekali yang datang," ungkap Fatimah dengan mata berkaca.

Semoga mimpi Fatimah segera terwujud. Dakwah sederhananya menggeliatkan Alqur'an semoga segera terbalas dengan tumbuhnya anak-anak yang saleh dan salehah. "Hanya anak-anak ini yang saya pengen jagain banget," tutupnya penuh optimisme.

Ramadan 2017 ini, tim MoQu PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta terus bergerak ke wilayah-wilayah yang membutuhkan dukungan dalam dakwah Islam. Pejuang-pejuang di pelosok daerah mulai bermunculan, lewat Tahfizhul Qur’an tim MoQu akan terus menjaga terhubungnya ikhtiar-ikhtiar mendawamkan Islam ke depannya. Bismillah.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda