Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Bahagialah Ramadan di Jogja

20 June 2017
Image

Yogyakarta (17-18/6) - Puluhan kendaraan, mobil dan motor, berjalan menanjak pelan di jalanan berkelok menuju puncak Dlingo, Mangunan, Kabupaten Bantul. Sore hari, satu jam sebelum adzan Maghrib berkumandang, seluruh kendaraan terparkir rapi, ratusan santri mulai keluar dari mobil. Koko dan gamis putih para santri segera memenuhi puncak bukit Mangunan.

Ustad Suryo mulai menyalakan megaphone, mengkomando para santri dan para assatizh (guru) untuk melakukan upacara. Sejenak saja, para santri sudah berbaris rapi membentuk dua kompi besar antara santri putra dan putri atas “perintah” Ustad Suryo, lelaki 36 tahun mantan Debt Collector sejak beberapa tahun silam yang kini berkhidmad menjadi Koordinator Rumah Tahfizh wilayah Yogyakarta.

Upacara dimulai, seluruh peserta menyimak dan mengaminkan amanat pembina upacara, “Bismillah, ini adalah momentum ikhtiar kita semua untuk tetap mendawamkan Tahfizhul Qur'an di Yogyakarta ke depan,” jelas Maulana Kurnia Putra, pimpinan cabang PPPA Daarul Qur'an Yogyakarta. Upacara sore itu membuka rangkaian event program “Mabit dan Khataman Nasional” dari PPPA Daarul Qur'an. Peserta upacara membubarkan diri dengan rapi setelah lagu Indonesia Raya dan Mars Daarul Qur'an dilantunkan.

“Mabit dan Khataman Nasional” menjadi puncak event program PPPA Daarul Qur'an cabang Yogyakarta. Event ini adalah rangkaian program penyaluran sedekah para donatur pada Ramadan 2017 melalui beberapa program Berbagi Takjil, Khataman Nasional, Berbagi Parcel Nusantara, dan Ramadan Ceria bersama Mobile Qur'an (MoQu) yang didukung PayTren dan Hajj Chicken.

Romantisme Api Unggun

Ratusan santri serta para assatizh rumah tahfizh berjalan rapi menuju Aula Taman Buah Mangunan untuk berbuka puasa bersama. Dua kardus makanan dan satu gelas sup buah dibawa setiap peserta ke dalam ruang aula. Para santri membentuk kelompok masing-masing, ciri khas santri dengan halaqahnya, mereka khusyuk menikmati hidangan buka puasa dan mengobrol. Riuh tawa pecah sejenak kemudian, beberapa santri sibuk membenahi kopyah hitam yang miring dan sarung yang kedodoran sambil terus mengunyah hidangan berbuka.

Buka puasa bersama ditutup dengan rangkaian salat berjamaah, Tarawih, dan khataman bersama. Ustad Amru Al Hafidz memberi materi kultum mengenai keutamaan menjadi seorang Muslim. Ada heran sekaligus takzim dari para santri menyimak Ustad Amru Al Hafidz hingga malam menjelang.

Api unggun mulai dinyalakan Ustad Suryo, para santri mulai keluar ruang aula menuju tanah lapang mengelilingi api unggun. Angin puncak bukit semilir dingin, hangat api unggun mencipta romantisme tersendiri. Bunda Irya, salah satu pengajar rumah tahfizh, mengisi muhasabah malam itu. "Kalau kita masih jauh dari Alqur'an, jangan-jangan Alqur'an lah yang tidak mau bersama kita karena dosa-dosa kita," tegas Bunda Irya kepada para santri.

Suasana menjadi hening, hanya terdengar suara ledakan-ledakan kecil dari kayu bakar dan isak tangis yang tertahan dari para santri. Bunda Irya menghadirkan penyesalan-penyesalan kepada semua peserta, hati dan raga para santri dipaksa untuk mengakui dosa-dosa. Munajat menutup muhasabah malam bersama redupnya api unggun di puncak bukit Dlingo, Mangunan.

Air Mata Mobile Qur'an

Subuh menjelang, para santri sudah terjaga sejak sepertiga malam. Selepas salat berjamaah, semua peserta duduk memenuhi ruang aula, Kak Puput (trainer Mobile Qur'an) mengkondisikan. Pagi ini, Kak Puput tidak melatih metode menghafal Alqur'an, para santri tahfizh PPPA Daarul Qur'an Yogyakarta telah menghafal 5 sampai 30 juz.

Agenda Mobile Qur'an (MoQu) biasanya ceria, kini terasa syadu. Kak Puput lihai mengaduk perasaan para santri. MoQu kali ini dipenuhi air mata. Kak Puput mengajak para santri untuk tetap istiqomah dalam menjaga hafalan Alqur'an. Selalu kembali ke muhasabah, mempertanyakan kembali apa-apa yang telah dilakukan untuk tetap menjaga Kalam Allah SWT.. Para santri perlahan terdiam. Muhasabah dan munajat Kak Puput membuat semua peserta terisak.

Menghafal Alqur'an ternyata tidak hanya sekedar pemenuhan target jumlah hafalan, tetapi juga proses menjaga dan mendakwahkannya. Inilah tugas hakiki dari seorang penjaga Alqur'an, berat namun tetap harus dilalui untuk menjadi sebaik-baiknya manusia.

Berbagi Bahagia untuk Para Pendakwah

Berbagi puluhan parcel untuk guru tahfizh di Yogyakarta menutup rangkaian acara “Mabit dan Khataman Nasional”. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Berbagi Parcel Nusantara adalah program PPPA Daarul Qur'an untuk membagi kebahagiaan kepada ribuan guru tahfizh dan pendakwah Qur'an di seluruh Indonesia pada akhir Ramadan.

Ustadzah Murfiah adalah salah satunya. Seorang pengajar di Rumah Tahfizh Al-Anshor Yogyakarta. Delapan tahun sejak berdiri, Ustadzah Murfiah dan Rumah Tahfidz Al Anshor kini menjadi salah satu penggerak dakwah Qur'an di Kabupaten Bantul. Santri-santrinya cemerlang dalam dakwah Alqur'an hingga kompetisi ilmu pengetahuan.

Rumah Tahfizh Al Anshor didirikan Ustadzah Murfiah dan suami pada 2009 di Kabupaten Bantul, Prov. Yogyakarta. Sejak awal pendirian sampai sekarang, keyakinan dan komitmen Ustadzah Murfiah membuat Rumah Tahfizh Al Anshor bertahan dan berkembang.

Perjuangan Ustadzah Murfiah dimulai saat merintis rumah tahfizh dan diremehkan warga sekitar karena pada awalnya belum memiliki standar hafalan bacaan Alqur'an. 

Prinsip Ustadzah Murfiah jelas, “Sudahlah nduk, yang penting kita berjuang untuk Al-Qur'an. Tidak penting tanggapan orang seperti apa. Hanya Allah SWT. yang menilai perjuangan kita. Komitmen dan keyakinan saya sama anak-anak adalah Kun Fayakuun-Nya Allah,” tuturnya.

Di Rumah Tahfizh Al Anshor, Ustadzah Murfiah mendidik karakter para santri sebagai dasar untuk menjadi para Penghafal Alqur'an. Para santri pun tidak hanya mengaji dan menghafal Alqur'an, mereka juga ikut membaur bersama warga masyarakat di kegiatan sosial sehari-hari.

Atas izin Allah SWT, sekarang kebanyakan santri Rumah Tahfizh Al Anshor sudah SMP dan SMA di sekolah favorit dan menghafal 10, 20, dan 30 juz. Kebanyakan santri di Rumah Tahfizh Al Anshor sudah memenangkan kompetisi sains, MTQ, dan MHQ di tingkat provinsi. Alhamdulillah.

Ustadzah Murfiah dan Rumah Tahfizh Al Anshor adalah sebagian kecil kisah perjuangan dakwah Qur'an bersama puluhan rumah tahfizh lainnya di Yogyakarta dan ribuan lainnya di seluruh Indonesia.

Gerakan rumah tahfizh adalah ikhtiar nyata menghadirkan dan mendawamkan Alqur'an di tengah masyarakat dengan pamrih keberkahan untuk anak-anak negeri lewat ridho Allah SWT.

Bismillah, Ramadan 2017 segera berlalu. “Mabit dan Khataman Nasional” semoga menjadi ikhtiar nyata dan bersama melecut kembali semangat membangun Indonesia dengan Alqur'an. Doakan kami, PPPA Daarul Qur'an dan seluruh elemen rumah tahfizh dapat istiqomah dalam gerakan kebaikan untuk negeri ini. Aamiin.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda