Tak terasa Ramadan 1438 H telah memasuki babak-babak akhirnya. Umat muslim yang tak ingin meninggalkan bulan suci di tahun ini dengan sia-sia, gencar menyingsingkan lengan baju dan mengencangkan ikat pinggang demi keutamaan-keutamaan bulan Ramadan.
Salah satu pilihannya adalah dengan mengadakan kajian Islam. Itulah yang dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo atau kerap disebut PT Jakpro.
Perusahaan yang beralamat di Gedung Thamrin City. Lantai 1, Lobby Timur, Jalan Thamrin Boulevard, Jakarta ini bekerja sama dengan PPPA Daarul Qur'an untuk mengadakan kajian Islam Spirit of Ramadan (SOR), Senin (19/6). Tempat yang dipilih adalah ruang serba guna agar memungkinkan seluruh karyawan dan jajaran direksi hadir.
Benar saja, hampir 100 orang berkumpul saat kajian mulai dibuka. Turut duduk di antara mereka, yakni Achmad Hidayat selaku Corporate Secretary, Wahyu Afandi Harun sebagai Direktur Operasi hingga Direktur Utama PT Jakpro Satya Heragandhi.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alqur'an yang dilantunkan Ari Wibowo. Salah satu karyawan PT Jakpro ini membacakan surah Al A'la dan Al Qadr.
Meningkat ke acara selanjutnya, ialah sambutan dari Satya Heragandhi. "Alhamdulillah, runtutan acara kita yang diakhiri dengan buka puasa bersama telah terlaksana, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan dalam acara ini,’ ujarnya.
Ia pun berpesan agar menjadikan momen ini untuk bersyukur kepada Allah SWT. Karena bertepatan dengan bulan suci Ramadan.
Menjelang detik-detik berbuka puasa, Ustad Muhammad Anwar Sani yang bertindak sebagai penceramah memulai kajiannya. Seperti biasa, Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an ini membagi materi menjadi beberapa bagian, diantaranya mengenai salat, puasa, zakat dan sedekah.
"Seperti halnya salat ada dua, yaitu yang wajib dan sunnah, zakat pun yang dikatakan wajib selalu ditemani amalan sunnahnya, yang disebut dengan sedekah," serunya.
Masih menjelaskan tentang sedekah, ia menceritakan kisah sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Abdurrahman bin Auf. Dikisahkan salah seorang sahabat Rasul tersebut akan masuk surga tanpa berjalan maupun berlari, melainkan hanya dengan satu rangkak saja sudah sampai di surga-Nya.
"Karena apa ? Abdurrahman bin Auf bisa sebegitu istimewanya di mata Allah? Tidak lain karena sedekahnya yang tak hitung-hitungan," jelas Ustad Anwar Sani.
Hangatnya topik kajian saat itu, harus berakhir ketika adzan Maghrib berkumandang. Hal itu pun yang mengakhiri puasa di hari tersebut. Seluruh jamaah bergegas menuju ke ruang makan untuk menyegerakan berbuka puasa.
