Jalur Gaza terletak di utara barat Negara Palestina berbataran langsung dengan negera Mesir. Lebih dari sepuluh tahun sudah wilayah dengan luas 367 Km berpenduduk 2 juta jiwa hingga kini masih dalam kondisi diokupasi, pengepungan yang kita kenal dengan blockade.
Bahkan sejak awal Ramadan hingga kini pintu perbatasan pun tertutup, sedangkan ribuan pasien, mahasiswa tidak dapat menyeberangi perbatasan darat. Besar harapan rakyat Gaza dapat melewati perbatasan bah jembatan siratal mustaqim jika melewati perbatasan karena tidak sedikit dari mereka yang gagal alias disuruh kembali ke Gaza.
Krisis kemanusiaan ibarat kanker kian menggurita mencengkram sendi-sendi kehidupan di Gaza dimulai dari buruknya layanan kesehatan akibat krisis obat dan krisis listrik, perekonomian lumpuh karena pasokan bahan makanan hanya dari Israel, krisis BBM, krisis bahan bantuan dan pada bulan Ramadan khususnya bantuan kemanusiaan untuk keluarga fakir dan anak yatim turun drastis.
Bertepatan pada 20 hari bulan suci Ramadan, seperti ramadhan sebelumnya pihak Rumah Tahfidz PPPA rutin mengadakan kegiatan keagamaan di Palestina pada bulan Ramadan salah satunya adalah gelaran buka puasa bersama, Rabu (13/6). Acara digelar di halaman Daarul Qur’an Palestina dan dihadiri ratusan anak-anak, tetangga dan pembimbing.
Jelang dua hari kemudian atau pada 10 terakhir puasa, Rumah Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Indonesia kembali gelar buka bersama 1000 anak Yatim dan keluarga dhuafa di kota Bait Lahiyah Utara Jalur Gaza.
Selain program pada bulan Ramadan, Yayasan di bawah bimbingan Ustad Yusuf Mansur ini juga rutin mengadakan kegiatan kemanusiaan untuk muslim Palestina di Gaza. Salah satunya adalah pengobatan masal gratis bagi masyarakat Gaza yang diadakan satu minggu sebelum Ramadan dengan jumlah pasien tak kurang dari 800 orang.
Berbicara soal anak yatim, Jalur Gaza terkenal dengan besarnyanya jumlah anak yatim hal ini diakibatkan perang dimana orang tua mereka wafat akibat perang atau karena sakit dan jumlah anak yatim setiap hari kian bertambah hingga kini berjumlah 28 ribu lebih anak yatim di Jalur Gaza saja, bukan Palestina secara keseluruhan. Anak yatim di Jalur Gaza 99 persen hidup di bawah garis kemiskinan dimana hidup mereka bergantung pada Negara donor seperti bantuan makanan dan lain-lain.
Sejak 2013 akhir Rumah Tahfizh PPPA Daarul Qur’an membuka halaqoh atau group anak-anak Palestina hafidz Qur’an. Saat ini sudah ada 220 santri yang tengah menghafal Qur’an. Alhamdulillah, sekitar 40 orang anak-anak Palestina berhasil hafal Qur’an 30 juz, mayoritas dari mereka memiliki hafalan mulai dari 10 juz hingga 25 juz.
Terima kasih kepada seluruh donatur yang telah mendukung berdirinya Rumah Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Gaza. Semoga, kehadirannya semakin bermanfaat untuk anak-anak Palestina khususnya mereka para yatim yang telah ditinggal orangtuanya dalam jihad fisabilillah. Aamiin.
