Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Pesan dari Guru Jalanan

27 July 2017
Image

Wanita berkerudung lebar itu terus tersenyum. Wajahnya tenang mengguratkan banyak hal yang sebenarnya difikirkan. Tapi senyumnya meruntuhkan segala penat yang tersirat di wajahnya. Aroh namanya, wanita 30an tahun itu terlihat begitu bersemangat belajar bersama "anak-anaknya". Beberapa bocah pun tampak gembira sembari memeluk tubuhnya yang ramping.

Sehari-hari ia menghabiskan waktunya bersama anak-anak di rumahnya untuk sekadar membaca buku cerita, mengaji, belajar Iqro', bahkan menghafal Alqur'an. "Kadang saya kalau lagi males terus bilang sama suami, ‘diliburin dulu ya anak-anak’, eh ternyata yang datang banyak. Sampai malu dengan diri sendiri melihat semangat mereka yang luar biasa,” tutur Aroh berkisah soal anak-anaknya.

Anak-anaknya, bukanlah anak kandungnya. Jumlahnya belasan, bahkan puluhan. Semua adalah anak-anak tetangganya di dusun Kweni, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Sudah empat tahun terakhir ia membersamai mereka di komunitas Kampuz Jalanan yang diinisiasi suaminya, jauh sebelum menikahinya. Aroh hanya sebagai penerus yang lalu tanpa sengaja berkontribusi banyak.

Tiap sore, anak-anak akan datang ke rumahnya untuk belajar Iqro' atau Alqur'an. Selesai simak-menyimak, acara dilanjut dengan hafalan Qur'an masing-masing anak. Soal menghafal, Aroh memang sudah memulainya sendiri sejak kecil. "Saya ini termasuk produk dari kekerasan orangtua,” ungkap Aroh mengundang tanya.

Aroh pun menjelaskan pernyataannya tersebut, ia menceritakan bahwa almarhum orangtuanya sangat disiplin mendidiknya. Setiap hari, Aroh kecil disuruh menghafal. Bahkan, ia seringkali dibatasi bermain dengan teman-temannya.

Namun, semua itu terasa baiknya sekarang. Kebiasaan disiplin yang diterapkan orangtuanya membuatnya mengerti banyak tentang agama. Ia pun ingin membagi semangat menghafal Qur'an itu kepada anak-anak di sekitar rumahnya.

Kini, ayah-ibunya telah tiada. Tapi semua kalimat baik itu telah tertanam dengan subur pada jiwa Aroh. Tak hanya lemah-lembut dan sholihah, Aroh sekaligus sosok yang kuat tekad dan pendiriannya. Kebanyakan wanita seusianya hanya sibuk dengan urusan rumah tangga. Tapi ia sibuk mengurus nasib agama anak orang. Semoga ikhtiarnya selalu diberkahi dan menjadi jalan surga baginya. Amiin.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda