Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Peresmian Mahad Pengkaderan Guru Tahfizh

21 August 2017
Image

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rabithah Al Alam Al Islami (Liga Islam Dunia), Dr. Muhammad bin Abdulkarim Al ‘lsa meresmikan Markaz I’dad Muallimi Alqur’an Al-karim Wal Ijazah bi Sanad atau Pusat Pengkaderan Pengajar Alqur’an Al Karim dan Ijazah Sanad di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, Jumat (18/8).

Bertempat di lantai dasar Masjid Nabawi, areal Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an, Pusat pengkaderan pengajar Alqur’an ini nantinya akan menjadi tempat mendidik para pengajar Alqur’an dan memiliki sanad hingga Rasulullah SAW.

Dalam sambutannya Abdul Karim menyatakan kebahagiaan dan kebanggaannya dengan muslim Indonesia yang banyak menjadi penghafal Alqur’an. Menurutnya, butuh usaha yang besar bagi untuk menjadi penghafal Alqur’an di Indonesia. “Saya bangga dengan perkembangan pendidikan tahfizh di Indonesia yang demikian pesat. Ini harus kita apresiasi dan jaga serta tingkatkat terus,” ujarnya.

Namun menurutnya, tak cukup jika hanya sekadar menghafal Alqur’an. Setiap hafizh, perlu memahami isi kandungan Alqur’an dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari hingga Alqur’an menjadi cerminan diri sendiri seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, sebagaimana disampaikan Aisyah istrinya, bahwa “Akhlak beliau adalah Alqur’an”.

“Maka itu menjadi sebuah kewajiban bagi para penghafal Alqur’an dan muslim lainnya untuk bisa berbahasa Arab. Karena untuk mengerti Alqur’an kita juga harus paham dengan bahasa dasarnya yakni bahasa Arab,” tuturnya.

Abdul Karim juga terkesan dengan bacaan Alqur’an muslim Indonesia. Saat menguji salah satu santri Pusat Pengkaderan Alqur’an, ia berkali-kali tersenyum dan bersyukur dengan bacaan santri yang diuji. Dalam kesempatan tersebut ia juga mengajak Muslim Indonesia untuk menjadi muslim yang wasathiyah atau tengah-tengah tanpa terjebak pada paham radikal dan lainnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Pengasuh Pondok Pesantren  Tahfizh Daarul Qur’an Ustad Slamet Ibnu Syam mengatakan, pusat pengkaderan ini diharapkan menghasilkan para pengajar Alqur’an yang berkualitas. Terlebih di bawah pengasuhan langsung organisasi tahfizh internasional diharapkan akan memiliki standar yang tinggi dalam penilaiannya.

Menurutnya, pesantren tahfizh di seluruh Nusantara bisa ikut dalam mahad ini. “Jadi tidak sembarang kami menerima yang akan masuk kelas sanad ini. Siapa saja yang ingin masuk kelas sanad akan kami kirimkan contoh suara ke organisasi tahfizh internasional apakah sudah layak atau tida,” ujarnya.

Adapun untuk sistem pengajaran, Slamet menambahkan, selain memiliki hafalan Alqur’an nantinya para murid akan diajarkan ilmu tahsin dan murajaah atau ujian hafalan baru hingga berhak mendapatkan sanad. “Adapun untuk masa studi jika lancar seorang murid bisa meraih sanad dalam dua bulan. Sedangkan paling lama bisa hingga 8 bulan,” ucapnya.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda