Kemarau 2017 mulai menyebabkan kekeringan di sebagian wilayah Jawa Tengah. Salah satunya Desa Kalikayen, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Sejak pertengahan tahun ini, warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari lantaran sumur-sumur mengering. Ditambah lagi sudah tujuh bulan ini sumur Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dioptimalkan lagi untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Kalikayen.
Menindaklanjuti status krisis kekeringan di beberapa wilayah Kabupaten Semarang, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang telah memberi bantuan air bersih ke desa tersebut. Namun, kekeringan yang berkepanjangan ini membuat pasokan air bersih yang disediakan pemerintah belum mampu mencukupi kebutuhan warga.
Kondisi inilah yang mendorong Sudarji (62) menghubungi PPPA Daarul Qur’an Semarang untuk meminta bantuan air bersih. “Saya mengetahui beberapa program yang digulirkian PPPA Daarul Qur’an salah satunya sedekah air, lantas saya langsung menghubungi nomor layanan dan menceritakan kondisi yang dialami warga di sini. Terdapat dua buah mushola di daerah kami yang kesulitan mendapatkan air bersih, sehingga mengganggu ibadah warga disini,†ujar pria yang pernah menjabat sebagai Lurah di Desa Kalikayen.
Sejak sumur mengering, 180 KK di Dusun Lengkong Sari, Desa Kalikayen memanfaatkan mata air atau sendang yang berada di tengah hutan rakyat berjarak setengah kilometer hingga tiga km dari rumah mereka. Kekeringan yang menjadi permasalahan berpuluh-puluh tahun ini mendorong warga secara swadaya membuat bendungan kecil untuk menampung air resapan di dekat sendang. Bendungan yang dibuat pada 2006 ini menjadi satu-satunya sumber mata air yang dapat diandalkan manakala hujan tak kunjung turun. Namun, debit air yang ada di sana terbatas.
“Warga hanya memanfaatkan air di bendungan ini untuk kebutuhan mandi dan mencuci, sementara untuk dikonsumsi warga terpaksa membeli air galon dari para penjual air isi ulangâ€, ungkap Sudarji saat bertemu dengan tim program PPPA Daarul Qur’an Semarang
Untuk tahap pertama PPPA Daarul Qur’an Semarang mendistribusikan air bersih layak minum ke Dusun Lengkong Sari, Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur pada Sabtu (26/8). Sebanyak 50.000 liter air bersih didatangkan dari Gunung Ungaran. Saat tangki air tiba di lokasi pendistribusian, warga langsung berbondong-bondong menyerbu air yang selama ini semakin langka di tempat tinggalnya.
Aksi distribusi air bersih dari PPPA Daarul Qur’an Semarang di Desa Kalikayen masih akan berlangsung, karena masih ada tiga dusun lain yang belum mendapatkan bantuan air bersih. Dropping air bersih hanya solusi instan untuk mengatasi masalah sesaat. Perlu dilakukan antisipasi krisis air bersih untuk tahun-tahun berikutnya agar dapat mengurangi dampak kekeringan di desa ini setiap kali musim kemarau datang.
“Saat ini kami sedang mempertimbangkan merancang program perbaikan Pamsimas, pipanisasi atau sambungan air baru serta pembuatan sumur artetis sebagai upaya untuk menangani bencana kekeringan di wilayah ini agar kedepannya dampak risiko kekeringan bisa ditanggulangi secara permanen dalam jangka waktu yang panjang,†tutur Zaenul Komar, koordinator program PPPA Daarul Qur’an Semarang.