Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Gema Takbir dan Pawai Obor di Bobanehena

01 September 2017
Image

“Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar…” Kalimat tahlil dan tahmid yang disuarakan puluhan santri rumah tahfizh memecah kesunyian di Desa Bobanehena, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, Kamis (31/8) malam. Tepat pukul 20.00 WIT, seusai menjalankan salat Isya berjamaah, para santri berjalan beriring dengan membawa obor dan berkeliling desa.

Pawai obor pada malam Idul Adha 1438 H ini merupakan kali kedua yang dilakukan para santri Rumah Tahfizh Bobanehena. Sebelumnya, mereka melakukan pawai obor pada malam Idul Fitri 1438 H lalu.

Pawai obor pada malam hari raya umat Islam sebetulnya bukan tradisi baru di Desa Bobanehena. Sebelum terjadi kerusuhan berbau sentimen agama pada tahun 2000 lalu, kegiatan pawai obor kerap dilakukan pada malam-malam hari besar umat Islam. Sejak itu kegiatan pawai obor terhenti dan malam-malam hari besar umat Islam kembali sepi.

“Belakangan jika pada malam hari raya seperti ini banyak pemuda berkumpul, mendengar musik, bermain gitar dan sayangnya sambil dibarengi dengan kegiatan minuman keras,” ujar ustad Sofyan salah satu tokoh warga setempat.

Sejak kehadiran Rumah Tahfizh Bobanehena yang diinisiasiPPPA Daarul Qur’an, tradisi keislaman mulai dihidupkan lagi. Ustad Miftah yang saat ini menjadi pendamping di rumah tahfizh mengajak para santri untuk kembali mengingatkan akan budaya dan tradisi Islam yang mulai ditinggalkan di Desa Bobanehena.

“Kita mulai pada anak-anak sejak usia dini. Karena mereka nanti yang akan memegang kunci kepemimpinan di desa ini. Memang bukan pekerjaan yang mudah. Tapi Insya Allah kini usaha yang kami kerjakan mulai didukung oleh warga dan para orangtua,” tuturnya.

Selain menggelar pengajian kepada para anak-anak, Ustad Miftah juga masuk dalam majelis taklim para ibu dan terus melakukan sosialisasi kepada para khalifah, guru ngaji yang ditunjuk Sultan Jailolo, tentang kehadiran rumah tahfizh. “Saya merasa ini pekerjaan besar yang harus didukung juga oleh sebagian besar tokoh warga,” ucapnya.

Memasuki tahun kedua kehadiran rumah tahfizh perkembangan mulai terasa. Kini tiap sore selepas Ashar hingga jam 21.00 WIT akan dengan mudah kita dapati anak-anak baik pria dan wanita yang tengah konsentrasi dengan mushaf masing-masing melancarkan hafalan Qur’an mereka. Lalu selepas Maghrib dan Isya mereka akan mengaji akhlak dan fikih.

Alhamdulillah, anak-anak mulai semangat setiap harinya. Meski kita harus ketat dalam melakukan kontrol. Bahkan lulusan dari rumah tahfizh ini sudah ada yang bisa menyelesaikan hafalan 30 juz dalam 8 bulan di Pesantren Takhasus Daarul Quran, Cinagara, Bogor,” ujar Ustad Miftah.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda