Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Pahlawan Qur'an dari Kaki Gunung Lawu

10 November 2017
Image

Tak seperti pemudi seusianya, Indah Wahyuni (20) memilih jalan senyap mendidik anak-anak kampung di Gunung Brojo, tepat di kaki Gunung Lawu, Wonogiri, Jawa Tengah. Bukan tak bisa memilih, kesempatan Indah hidup di kota amat terbuka. Terlebih, ia adalah mahasiswa di salah satu universitas kenamaan di Ponorogo.

Perawakan mungil, lincah dan sorot matanya tajam. Indah merasa bertanggungjawab mendidik anak-anak belajar Alqur'an. Memang, semenjak Sekolah Dasar (SD), Indah sudah mengajar ngaji adik-adik kelas yang tinggal di sekitar rumahnya. Indah sangat senang bisa meneruskan perjuangan Nyainya mengajarkan anak-anak untuk bisa membaca Alqur’an.

Saat ini Indah menempuh kuliah di IAIN Ponorogo jurusan Pendidikan Agama Islam semester 3. Sore hari setelah kuliah, Indah langsung bergegas kembali ke Gunung Brojo untuk mengajar mengaji. Ia sadar, dakwah memang butuh pengorbanan. Rasa lelah pulang balik Wonogiri-Ponorogo, seakan hilang saat bertemu 40 orang santri-santrinya.

Aktivitas Indah sebagai mahasiswa pun terbilang padat. Kadang kala, Indah merasa kasihan pada para santrinya saat tak bisa mengajar karena ada kuliah sore dan pulang kemalaman. Meskipun begitu, ia selalu berusaha untuk pulang balik Wonogiri-Ponorogo daripada tinggal di kos dekat kampus seperti teman-teman lainnya.

Alhamdulillah, peran dakwah Indah mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Dengan demikian, ia merasa tak berjuang sendirian. Kesadaran belajar ilmu agama di pelosok kaki Gunung Lawu tumbuh perlahan. Meskipun terbatas, Indah pun terlibat dalam majelis taklim ibu-ibu, tahlilan juga belajar qasidahan.

"Ya siapa lagi kalau bukan kita yang ngajar? Biar anak-anak pinter ngaji, karena merekalah generasi penerus kampung ini," ujar Indah dengan tatap nanar.

Potret masyarakat di pelosok desa yang dahaga akan ilmu agama, namun tidak ada yang membina. Keterbatasan para ustad yang mengajar inilah membuat Indah ambil peran. Ia adalah pahlawan kekinian. Tak gembor sana sini, ia sisihkan waktu, tenaga dan fikiran untuk membina anak-anak desa.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda