Sejak 30 Juli, PPPA Daarul Qur’an bergerilya ke sejumlah daerah di Lombok. Memberikan layanan kesehatan dan mendirikan dapur umum adalah hal paling utama saat masa emergency. Dusun Melempo, tepatnya di Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur menjadi lokasi pertama yang dipilih tim Siaga Becana (SIGAB) lantaran mengalami kerusakan paling parah pascagempa melanda salah satu daerah di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Setelah masa emergency berakhir, ribuan warga yang menjadi korban gempa tetap harus bangkit. Program Rumah Qur’an pun terwujud dari kepedulian seluruh masyarakat Indonesia khususnya jemaah dan donatur PPPA Daarul Qur’an. Tinggal di tenda yang hanya beralas tanah dan beratap terpal membuat para korban gempa mudah terserang penyakit. Mereka juga harus merasakan dinginnya angin malam dan panasnya terik matahari. Apa lagi musim penghujan sudah mulai datang.
Program Rumah Qur’an yang berkonsep Recycle House dengan memanfaatkan bekas reruntuhan rumah yang masih layak digunakan, menstimuli warga Melempo bangkit kembali. Mimpi mereka sederhana, agar anak istri kembali tidur di rumah. Bukan di tenda beralas tanah. Bersama PPPA Daarul Qur’an, masyarakat Melempo bukan hanya para lelaki tapi juga wanita-wanita perkasa pun bergotong royong membangun rumah-rumah mereka.
“Alhamdulillah atas dukungan semua pihak 75 rumah Qur’an di Dusun Melempo sudah berdiri kokoh. Saat ini warga sudah tak lagi tidur di tenda-tenda pengungsian. Semoga rumah Qur’an mempercepat bangkitnya aktivitas ekonomi dan pendidikan di Melempo,” ujar Jahidin, General Manager Pemberdayaan PPPA Daarul Qur’an usai meresmikan Rumah Qur’an Melempo Oktober lalu.
Setelah rampung di Dusun Melempo, rumah Qur’an pun mulai menjalar ke daerah lain di Lombok. PPPA Daarul Qur’an kata Jahidin, kembali membangun rumah Qur’an tepatnya di Kampung Dasan Lengkong, Sigar Penjaling, Lombok Utara. Di desa ini, sudah berbulan-bulan para korban gempa tinggal di pengungsian. Warga bersyukur program rumah Qur’an bisa terlaksana di kampung mereka. “Insyaallah, kita akan mendirikan 100 rumah dan satu masjid,” tutur Jahidin.
Program Rumah Qur’an sendiri diharapkan menjadi titik awal lahirnya para penghafal Qur’an. Di Dusun Melempo sendiri, PPPA Daarul Qur’an telah mengirim dua kader tahfizh yang siap mengabdi dan mendawamkan Qur’an. Ustad Awal dan Ustad Aryo kini tengah membimbing anak-anak Melempo menghafal Qur’an dan mendampingi warga melaksanakan ibadah berjamaah setiap harinya. Sementara Ustadzah Nyimas dan Lillah telah ditempatkan di Dasan Lengkong.
Semoga Rumah Qur’an menjadi wasilah kebaikan dan keberkahan yang mengalir untuk semua yang telah terlibat dalam pembangunannya dan melahirkan semakin banyak penghafal Al-Qur’an di Lombok. Aamiin Allahumma Aamiin.