Susana haru tampak dari para orang tua dan santri Rumah Tahfizh Rancajaya, Subang, Kamis (20/6). Hari itu, menjadi perpisahan sementara mereka demi meraih kesuksesan menjadi ahlul Qur’an. Isak tangis tak terbendung saat para orangtua mengantarkan anak-anak mereka.
Dewan Syariah Daarul Qur’an KH Ahmad Kosasih dan General Manager Rumah Tahfizh Center (RTC) Ustaz Agus Jumadi mengiringi pelepasan santri ke Rumah Tahfizh Rancajaya tersebut. Kesedihan pun semakin tampak saat Ustaz Agus mengajak para santri dan orangtua melantunkan sholawat bersama.
“InsyaAllah, langkah bapak/ibu sudah benar dengan menitipkan anak-anak kepada kami. Karena dengan hafalan Al-Qur’an mereka nanti akan menolong bapak/ibu di akhirat kelak. Maka kami memohon kelapangan hati/bapak ibu untuk mengikhlaskan para santri belajar di sini,” ujar Ustaz Agus.
Rumah Tahfizh Beasiswa kata adalah salah satu ikhtiar Daarul Qur’an mewujudkan mimpi anak-anak berprestasi untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Para santri yang lulus seleksi mendapatkan bimbingan intensif dan mukim di rumah tahfizh yang telah ditentukan.
"Saya ingin membanggakan orangtua, memberikan mahkota kemuliaan pada ayah dan ibu juga mengajari adik-adik saya untuk ngafal Qur’an,” tutur Anggi, salah satu santri Rumah Tahfizh Rancajaya menjelaskan alasannya ingin menjadi seorang penghafal Al-Qur’an.
